Bisnis.com, JAKARTA — Simpanan nasabah tajir atau tiering simpanan dengan nominal di atas Rp5 miliar tumbuh pesat. Ekonom senior Raden Pardede pun membeberkan faktor pendorong pertumbuhan pesat simpanan nasabah kaya tersebut.
Raden menyebut simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) perbankan dari kalangan berpendapatan tinggi terakselerasi dengan pesat dibandingkan kelompok menengah ke bawah. "Ini karena ada banyak di kelompok atas itu yang masih wait and see," ujar Raden di acara DBS Asian Insights Conference 2024 pada Selasa (21/5/2024).
Simpanan nasabah tajir yang juga terutama dari korporasi memang menahan ekspansi di tengah gejolak ketidakpastian ekonomi dan memilih menyimpan dananya.
Komisaris PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini juga menyebut apabila pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh melemah, maka salah satu faktornya kelompok atas yang masih wait and see.
Adapun, berdasarkan laporan Distribusi Simpanan Bank Umum yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), raupan DPK perbankan telah mencapai Rp8.668 triliun pada Maret 2024, naik 7,7% secara tahunan (year on year/yoy).
Pertumbuhan DPK didorong oleh moncernya simpanan nasabah pada tiering nominal di atas Rp5 miliar. Pada Maret 2024, simpanan nasabah tajir tersebut mencapai Rp4.672 triliun, tumbuh 9,1% yoy.
Pertumbuhan simpanan nasabah tajir juga lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya atau Februari 2024 yang sebesar 6,10% yoy. Simpanan nasabah tajir juga mendominasi tiering simpanan dengan porsi 53,9%.
Meski begitu, sebelumnya Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pada periode akhir kuartal I/2024 tidak hanya simpanan di atas Rp5 miliar yang mengalami kenaikan, tabungan di bawah Rp100 juta naik sebesar 7,3% yoy.
Angka itu lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 5,17% yoy. Sementara, jika dibandingkan dengan Maret 2023, terdapat kenaikan cukup signifikan karena pada periode yang sama tahun lalu rekening di bawah Rp100 juta hanya tumbuh 3,1% yoy.
"Ini kelihatannya kue perbaikan ekonomi juga mulai dirasakan masyarakat bawah, stabilitas ekonomi harusnya semakin kuat," ujarnya dalam konferensi pers Hasil Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II pada awal bulan ini (3/5/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel