Aksi Investor Asing Lepas Saham Bank Tekan IHSG, Masih Ada Peluang Rebound!

Bisnis.com,22 Mei 2024, 08:41 WIB
Penulis: Hafiyyan
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berpeluang rebound di tengah aksi jual investor asing terhadap saham bank jumbo yang turut menekan saham big caps. 

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menyampaikan pada perdagangan Selasa (21/5/2024), IHSG ditutup turun -1,11% atau -80,65 poin ke level 7.186. IHSG hari ini, Selasa (22/5/2024) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.160-7.230.

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG terkoreksi akibat penurunan saham Big Caps. Indeks LQ45 turun 1,87%, sedangkan Indeks IDX30 melemah 2,02%.

"Aksi profit taking investor asing yang masih berlanjut pada saham Big Banks turut menekan pergerakan IHSG," jelasnya dalam publikasi riset.

Di sisi lain, pada Senin (20/5/2024) pemerintah telah menyampaikan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) tahun 2025 untuk disahkan oleh DPR. Nantinya, KEM PPKF 2025 akan ditindaklanjuti sebagai bagian dari proses penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN 2025.

Sementara, hari ini pelaku pasar mencermati keputusan Bank Indonesia (BI) yang berpotensi menahan suku bunga BI-Rate di level 6,25%.

Dari mancanegara, menjelang risalah FOMC The Fed malam ini, Wall Street ditutup positif. Sebelumnya, salah satu pejabat The Fed, Christopher Waller menyatakan data ekonomi yang melemah, seperti penjualan ritel dan data tenaga kerja menjadi pertimbangan dalam kebijakan moneter The Fed ke depan.

Di sisi lain, rilis inflasi Inggris hari ini juga menjadi data ekonomi yang dinantikan. Pasalnya, inflasi tahunan inggris telah turun signifikan pada Maret 2024 sebesar 3,2% dari posisi tertingginya pada Oktober 2022 sebesar 11,1%.

Dari Asia, Jepang melaporkan defisit neraca perdagangan sebesar JPY 462,5 miliar pada April 2024. Performa tersebut berbalik dari posisi bulan sebelumnya yang tercatat surplus JPY 366,5 miliar. Secara tahunan posisi ekspor tumbuh 8,3%, sedangkan impor naik 8,3%.

Saham-saham Pilihan Ajaib Sekuritas

MYOR

ADMR

ULTJ

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini