Aset KB Bukopin (BBKP) Turun Rp5,68 Triliun

Bisnis.com,22 Mei 2024, 14:04 WIB
Penulis: Anggara Pernando
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang KB Bank di Jakarta, Senin (4/3/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) merilis laporan kinerja keuangan 2023. Perusahaan mencatatkan aset perusahaan turun Rp5,68 triliun pada tahun lalu. 

Dikutip dari laporan keuangan perusahaan Bursa Efek Indonesia, Rabu (22/5/2024), aset KB Bukopin turun dari Rp89,99 triliun pada 2022 menjadi Rp84,3 triliun pada tahun lalu atau setara 6,32%.

Penurunan aset BBKP ini disulut turunnya kredit yang diberikan menjadi Rp48,77 triliun untuk masyarakat umum, serta Rp640,64 miliar pada perusahaan berelasi. Nilai ini berbanding Rp49,82 triliun dan Rp761,33 miliar pada 2022.

KB Bukopin juga mengalami lonjakan pencadangan (CKPN) hingga 120,29% menjadi Rp3,58 triliun pada 2023, berbanding Rp1,62 triliun pada tahun sebelumnya. 

Dalam pengelolaan asetnya, KB Bukopin juga menurunkan penempatan di Bank Indonesia daro Rp12,1 triliun menjadi Rp2,13 triliun. Demikian juga dalam bentuk giro di Bank Indonesia, turun dari Rp4,14 triliun menjadi Rp3,2 triliun.

Dari sisi liabilitas, KB Bukopin melaporkan mengalami penurunan deposito berjangka dari Rp41,37 triliun menjadi Rp34,69 triliun. Simpanan dari bank lain juga mengalami penurunan dari Rp10,12 triliun menjadi Rp7,69 triliun. Dengan capaian ini, liabilitas perusahaan turun daro Rp78,77 triliun menjadi RP70,19 triliun. 

Sementara dari sisi ekuitas, terjadi akumulasi defisit dari Rp8,67 triliun pada 2022 menjadi RP14,7 triliun. Tercatat KB bank melakukan tambahan modal disetor sebesar Rp19 triliun pada tahun lalu berbanding tambahan Rp7 triliun pada 2022. 


Rugi Jumbo KB Bukopin

Akumulasi defisit KB Bukopin membesar disebabkan kinerja 2023 perusahaan yang mengalami kerugian komprehensif sebesar Rp6,05 triliun. Membengkak dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,03 triliun. 

Melonjaknya kerugian KB Bank disebabkan meningkatnya penyisihan kerugian penurunan nilai menjadi Rp5,53 triliun pada 2023 berbanding Rp3,98 triliun pada 2022. Perusahaan juga mengalami kenaikan beban bunga dan syariah dari Rp2,82 triliun menjadi Rp3,74 triliun. 

Lonjakan beban ini tidak dapat ditutupi oleh pendapatan bunga dan syariah yang naik dari Rp3,72 triliun menjadi Rp4,37 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini