Bisnis.com, JAKARTA - Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) telah mencatatkan pertumbuhan laba bersih 17,08% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I/2024 usai melego lini bisnis konsumernya kepada PT Bank UOB Indonesia.
Citi Indonesia kini secara penuh atau 100% fokus menggarap bisnis institutional banking di Indonesia. Adapun, raupan laba bersih Citi Indonesia pada kuartal I/2024 mencapai Rp665,9 miliar.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan Citi Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan laba di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan volatilitas pasar.
Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pertumbuhan laba bank. Citi Indonesia misalnya mencatatkan peningkatan efisiensi.
"Telah membaiknya biaya operasional di bank, ditandai dengan cost to income ratio [CIR] yang membaik," kata Batara dalam paparan kinerja Citi Indonesia pada Rabu (22/5/2024).
Tercatat, CIR Citi Indonesia turun drastis menjadi 38,8% pada Maret 2024, dari 62,9% pada tahun sebelumnya.
Selain itu, meskipun Citi Indonesia telah menjual lini bisnis konsumernya di Indonesia kepada UOB Indonesia pada akhir tahun lalu, namun kinerja bisnis institutional banking yang bertumbuh mendorong kinerja laba.
Di lini bisnis corporate banking misalnya, Citi terus menyediakan layanan dan solusi end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik.
Pada kuartal I/2024, Citi terlibat dalam beberapa transaksi, termasuk transaksi obligasi senior RegS sebesar US$500 juta selama 5 tahun untuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), di mana Citi bertindak sebagai joint lead manager dalam transaksi ini.
Kemudian, lini bisnis global subsidiaries group juga tumbuh di tengah kondisi pasar yang menantang.
"Hal ini tercapai melalui beragam inisiatif, termasuk kinerja dari koridor Asia-ke-Asia yang melayani klien Asia kami yang berinvestasi di Indonesia," ujar Batara.
Pada lini bisnis commercial bank, Citi juga membukukan pertumbuhan pendapatan yang berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas.
Lalu, pada bisnis treasury and trade solutions (TTS) juga mencatat pertumbuhan. Pada bisnis ini, Citi Indonesia menjadi salah satu bank pertama yang ditunjuk oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi Devisa Hasil Ekspor (DHE), serta memfasilitasi transaksi ekspor impor secara end-to-end dan proses cross-selling, terutama bagi nasabah multinasional. Aliran dana DHE pun meningkat sebesar 35% pada kuartal I/2024.
Batara mengatakan dengan kinerja laba tersebut, rasio profitabilitas bank membaik. Tingkat pengembalian aset (return on esser/ROA) yang naik dari 2,9% pada Maret 2023 menjadi 3,9% pada Maret 2024.
Artinya, kemampuan bank dalam mendayagunakan asetnya untuk memperoleh keuntungan meningkat.
Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) bank juga naik dari 13,7% pada Maret 2023 menjadi 13,8% pada Maret 2024. Artinya, kinerja bank dalam menghasilkan laba bersih melalui modalnya meningkat.
Selain itu, kinerja bank ditopang oleh kemampuan permodalan yang memadai. Tercatat, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank naik dari 30% pada Maret 2023 menjadi 39,6% pada Maret 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel