Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat nominal transaksi digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS mengalami pertumbuhan hingga 194,06% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada April 2024.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo tidak secara spesifik menyebutkan nomnal transaksi yang telah terjadi, namun pertumbuhan ini seiring dengan jumlah pengguna dan merchant yang juga meningkat.
“Nominal transaksi QRIS tumbuh 194,06% yoy, dengan jumlah pengguna mencapai 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta,” ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (22/5/2024).
Sementara QRIS crossborder alias implementasi transaksi rupiah atau local currency transaction (LCS) juga tercatat meningkat lebih dari 34% (yoy) sepanjang April 2024.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menuturkan peningkatan tersebut terjadi apabila membandingkan dengan tahun sebelumnya di mana transaksi rupiah di sejumlah negara menggunaakn QRIS senilai US$639,6 juta.
“Secara year-to-date (ytd) Januari hingga April, LCS mencapai US$2,95 miliar. Ini peningkatan 166% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelasnya.
Destry juga menyampaikan adanya peningkatan jumlah pelaku transaksi yang per April mencapai 3.750 pelaku. Meningkat dari Maret yang baru berada di angka 2.602 pelaku.
“Jadi ini berbagai upaya yg dilakukan BI bagaimana kita bisa terus menarik dana asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” tuturnya.
Adapun, masih pada April 2024, transaksi BI-RTGS meningkat 18,65% (yoy) mencapai Rp13.112,22 triliun. Transaksi BI-FAST tumbuh 56,70% (yoy) sehingga mencapai Rp612,90 triliun.
Untuk nominal transaksi digital banking tercatat Rp5.340,92 triliun atau tumbuh sebesar 19,08% (yoy) dan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 33,99% (yoy) sehingga mencapai Rp90,44 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel