Belanja Masyarakat Diproyeksi Melandai pada Periode Liburan Mei 2024

Bisnis.com,24 Mei 2024, 15:00 WIB
Penulis: Maria Elena
Wisatawan mancanegara sedang berjalan di Pasar Seni Sukawati. Pasar ini direvitalisasi oleh pemerintah pada 2020 dan 2022 untuk menambah kenyamanan wisatawan saat berbelanja/Bisnis.com- Harian Noris Saputra

Bisnis.com, JAKARTA – Belanja masyarakat diperkirakan melandai pasca Idulfitri, padahal terdapat periode libur panjang dan cuti bersama pada pertengahan Mei 2024.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan bahwa tren belanja pada periode libur panjang Kenaikan Yesus Kristus dan cuti bersama, 9-12 Mei 2024, cenderung melandai dibandingkan minggu-minggu sebelumnya.

Berdasarkan Mandiri Spending Index, belanja masyarakat pada periode libur panjang pertengahan Mei 2024 tercatat turun 0,7% dibandingkan dengan rata-rata belanja pada minggu-minggu sebelumnya.

“Hal ini kemungkinan berkaitan dengan periode libur yang berdekatan dengan libur Idulfitri lalu dan juga berlangsung di tengah bulan,” katanya melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat (24/6/2024).

Jika dirincikan, belanja masyarakat pada pertengahan Mei 2024 tercatat meningkat pada sebagian provinsi, tertinggi di Gorontalo dan DI Yogyakarta yang tumbuh masing-masing sebesar 9,6%.

Pertumbuhan yang tinggi tersebut kemudian diikuti oleh Provinsi Sulawesi Tengah yang tumbuh 8,2%, Sulawesi Tenggara 7,7%, dan Nusa Tenggara Barat 7,6%.

Kenaikan belanja terutama terjadi pada kategori leisures, tertinggi pada belanja terkait hiburan sebesar 31,9%, diikuti belanja terkait hobi 24,3% dan hotel 11,8%.

Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menyampaikan bahwa belanja masyarakat biasanya akan memasuki periode normalisasi pasca periode Idulfitri dan diperkirakan berlangsung pada hingga pertengahan Mei 2024.

“Berdasarkan kategori belanja, belanja consumer goods melambat lebih dalam dibanding kelompok lain, terutama pada sub kelompok belanja kebutuhan sehari-hari [supermarket] dan yang terkait fesyen,” jelasnya.

Meski demikian, Teguh menyampaikan bahwa belanja di sejumlah daerah masih menunjukkan tren kenaikan, misalnya di Bali dan Nusa Tenggara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini