BI Rate 6,25%, Bunga Kredit Baru di Bank Mandiri (BMRI) & BRI (BBRI) Sudah Turun

Bisnis.com,26 Mei 2024, 16:25 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. di Jakarta, Jumat (22/9/2023). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) telah menaikan bunga acuannya ke level 6,25% dan tertahan di level tersebut pada bulan ini. Meski begitu, suku bunga kredit baru perbankan, yaitu Bank Mandiri (BMRI) dan BRI (BBRI), telah mengalami penurunan.

BI memang telah memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI Rate 25 basis poin (bps) dari level 6% ke level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024. Kenaikan tersebut merupakan yang pertama kali sejak Oktober 2023. 

Adapun, dalam RDG terbaru periode 21-22 Mei 2024, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 6,25%. 

Di tengah tren kebijakan moneter BI itu, tercatat bunga kredit baru perbankan justru mengalami penurunan. Berdasarkan laporan asesmen BI, suku bunga kredit baru pada April 2024 melanjutkan penurunan sebesar 46 bps dibandingkan bulan sebelumnya, dari 9,79% menjadi 9,33%. 

Penurunan ini juga tercermin pada rata-rata bergerak tiga bulan untuk suku bunga kredit baru yang turun sebesar 8 bps, dari 9,82% ke 9,73%.

"Penurunan suku bunga kredit baru ini terjadi di tengah suku bunga DPK [dana pihak ketiga] yang tercatat stabil," tulis laporan BI pada beberapa waktu lalu.

Sementara itu, penurunan suku bunga kredit baru terjadi pada hampir seluruh kelompok bank, kecuali pada kantor cabang bank asing yang masih meningkat.

Suku Bunga Kredit di Bank Mandiri dan BRI 

Bunga kredit baru di bank BUMN seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya turun dari 8,99% pada Maret 2024 menjadi 8,35% pada April 2024.

Lalu, bunga kredit baru di bank pembangunan daerah (BPD) turun dari 9,68% ke 9,61%. Kemudian, bunga kredit di bank swasta nasional turun dari 10,58% ke level 9,93%. Hanya bunga kredit di bank asing yang naik dari 8,07% ke level 8,87%.

Sebelumnya, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan meskipun BI rate masih tinggi, bahkan meningkat, namun respon bunga kredit perbankan akan tertahan.

"Perbankan cenderung tahan bunga kredit karena persaingan ketat penyaluran kredit seperti di segmen korporasi, wholesale, konsumsi dan lainnya," ujarnya dalam acara Mandiri Macro and Market Brief - Thriving Through Transition pada pekan lalu (14/5/2024).

Perbankan juga diproyeksikan tidak akan serta merta menaikan bunga kreditnya saat BI rate menanjak agar kualitas aset terjaga.

"Bank responnya hati-hati kalau naikan suku bunga kredit. Jadi tidak serta merta. Ini juga karena kekhawatiran utamanya naikan NPL [nonperforming loan] di kemudian hari," tutur Andry. 

Selain itu, fase respon bunga kredit sudah berlalu. Sejak tren kenaikan bunga acuan BI pada pertengahan 2022, perbankan langsung merespon dengan kenaikan suku bunga kreditnya.

"Jadi, [tren kenaikan bunga kredit] sudah terjadi tahun lalu. Periode di Juli, Agustus 2022 sampai Februari dan April 2023 itu terjadi kenaikan agresif. Setelah itu bunga kredit sudah melandai atau flat. Jadi sekarang tidak banyak respon lagi," jelas Andry.

Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra juga mengatakan meski suku bunga masih tinggi, namun suku bunga kredit perbankan tidak serta merta naik.

"BI kan dari siklus sekarang sudah naikan bunga sejak 2022 itu 275 bps. Akan tetapi kalau dilihat transmisi ke bunga kredit perbankan masih rendah," ujar Aldian setelah acara Media Roundtable Bersama Standard Chartered Indonesia pada pekan lalu (16/5/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini