Bisnis.com, JAKARTA -- Penutupan kantor bank di Tanah Air terus berlanjut hingga bulan kedua awal tahun 2024, seiring dengan perubahan perilaku nasabah yang kian terbiasa dengan layanan digital perbankan.
Melansir dari Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank di Indonesia per Februari 2024 mencapai 24.268. Jumlah ini turun 18 unit dari bulan sebelumnya, yakni Januari 2024 sebesar 24.286
Apabila dibandingkan secara tahunan, jumlah ini menyusut 794 unit ketimbang jumlah kantor bank pada periode yang sama tahun lalu alias Februari 2023 yang sempat menyentuh 25.062 unit.
Jika dirinci, KBMI I mencatatkan penurunan secara tahunan paling besar, yaitu sebesar 661 unit dari 4.546 unit menjadi 3.885 unit per Februari 2024. Sementara itu, KBMI II justru mencatatkan kenaikan 521 unit dari 2.304 menjadi 2.825 unit.
Kemudian, kelompok bank jumbo seperti KBMI IV mengalami penyusutan kantor sebesar 479 unit per Februari 2024 menjadi 12.915 kantor dari 13.394 unit. Kondisi ini pun disusul oleh KBMI III, di mana kantor cabang turun 175 unit menjadi 4.643 unit dibanding tahun sebelumnya 4.818 unit.
Adapun, dari sisi pemain bank jumbo, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan penyusutan jumlah kantor, di mana angkanya kian berkurang hingga 273 unit dari 8.028 kantor pada kuartal I/2023 menjadi 7.755 kantor pada kuartal I/2024
Kemudian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan penyusutan jumlah cabang mencapai 106 unit, dari sebanyak 2.348 unit per Maret 2023 menjadi 2.242 unit per Maret 2024. Di mana unit ini terdiri dari cabang reguler dan Cash Outlet & Digital Box.
Penyusutan juga terjadi pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), di mana outlet yang terdiri dari kantor cabang (KC), kantor cabang pembantu (KCP) dan kantor kas (KK) turun 23 unit dari semula 1.803 unit pada kuartal I/2023 menjadi 1.780 unit pada kuartal I/2024
Serupa, salah satu pemain dari kelompok KBMI III yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) juga mencatatkan penurunan kantor cabang sebesar 7 unit pada kuartal I/2024 menjadi 407 unit dari periode yang sama tahun lalu yakni 414 unit
Faktor Penyebab Bank Tutup Cabang
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan Covid-19 menjadi salah satu faktor pendorong masifnya digitalisasi.
“Covid-19 saat itu memaksa kita semua untuk melakukan digitalisasi," ucapnya pada Bisnis dalam agenda Halalbihalal yang dikutip Senin (27/5/2024)
Kemudian, dia juga menyebut bahwa implementasi BI tentang QRIS untuk pembiayaan small ticket size juga mengakibatkan kebutuhan akan cash jadi lebih sedikit, yang pada akhirnya membuat penurunan aktivitas transaksi di ATM
"Jadi, by nature di semua negara yang maju pemakaian cash itu berkurang, sehingga penggunaan ATM hanya untuk emergency," imbuhnya
Hingga April 2024, Bank Indonesia melaporkan nominal transaksi digital banking tercatat Rp5.340,92 triliun atau tumbuh sebesar 19,08% yoy dan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 33,99% yoy sehingga mencapai Rp90,44 triliun.
Selanjutnya, nominal transaksi QRIS tumbuh 194,06% yoy, dengan jumlah pengguna mencapai 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta. Sementara itu, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D turun sebesar 12,49% yoy mencapai Rp619,19 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel