ESDM Prediksi 2 Wilayah RI Bakal Kekurangan Pasokan Listrik di 2026

Bisnis.com,29 Mei 2024, 15:28 WIB
Penulis: Lukman Nur Hakim
Ilustrasi petugas PLN tengah memastikan kelayakan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelum infrastruktur tersebut dioperasikan/PLN

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi dalam 2 tahun ke depan terdapat wilayah di Indonesia yang bakal mengalami defisit pasokan listrik.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa proyeksi tersebut didasarkan pada adanya permintaan pasokan listrik di beberapa wilayah yang mulai mengalami kenaikan signifikan selepas pandemi Covid-19.

“Kita rasakan setelah Covid, industri mulai bergerak, pemakaian listrik tumbuh. Bahkan kita prediksi 2 tahun lagi Sulawesi sebagian Kalimantan defisit listrik,” kata Eniya dalam acara Green Energy Forum, Rabu (29/5/2024).

Selain Kalimantan dan Sulawesi, Eniya menyebut bahwa untuk wilayah Jawa dan Bali juga diprediksi bakal mengalami hal yang sama dalam 3 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan aktivitas industri yang mulai tumbuh sehingga membuat pemakaian listrik terkerek naik.

“Terlihat pertumbuhan industri naik, dan konsumsi listrik kita kebanyakan dipakai untuk konsumtif, hanya isi daya HP, ini mulai shifting untuk produksi. Jadi dia buat industri manufaktur misalnya katering, bukan menggunakan gas tapi listrik," ucapnya.

Selain itu, Eniya mengungkapkan bahwa konsumsi listrik Indonesia per tahunnya memiliki rata-rata berkisar di angka 1.000 kWh per kapita. Angka tersebut, kata Eniya, masih terbilang kecil bila dibandingkan dengan konsumsi listrik negara maju yang bisa tujuh kali lipat dari Indonesia.

“Ini harus ditingkatkan untuk beralih ke hal-hal yang tidak konsumtif, lebih ke produksi. Mungkin peningkatan UMKM, kegiatan produktif lebih banyak menggunakan listrik,” ucap Eniya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini