Bisnis.com, JAKARTA - Sandwich generation atau generasi sandwich merupakan istilah untuk orang-orang yang bertanggung jawab besar terhadap kehidupan keluarganya.
Istilah ini memperlihatkan sisi beban yang sangat berat bagi seorang anak, untuk mencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Banyak remaja hingga orang dewasa yang merasa pusing dan tertekan berada dalam lingkaran sandwich generation tersebut.
Mungkin beberapa dari Anda merasa tidak yakin dan menyerah dengan keadaan tersebut. Pola hidup yang dirasakan oleh para sandwich generation adalah bekerja untuk kepentingan bersama, untuk memenuhi segala kebutuhan yang berkaitan dengan ekonomi keluarga, pendidikan, dan kehidupan sosial lainnya.
Dilansir goldsteinsfuneral.com, Rabu (29/5/2024), Anda harus bersikap tegar dan tangguh untuk menanggung seluruh beban tersebut, dengan cara mengelola emosional, mempraktikkan kehidupan secara praktis, dan merubah pola pikir secara tepat. Setiap harinya, hidup akan selalu berjalan dan membuat Anda harus mampu menerima secara siap apapun yang terjadi dalam kehidupan.
Kini, Anda tidak perlu merasa khawatir dan takut untuk mengatasi sandwich generation yang terkesan menakutkan bagi banyak orang.
Berikut cara mengatasi sandwich generation secara tepat:
1. Prioritaskan diri
Memprioritaskan diri merupakan salah satu hal yang terpenting dalam menjalani kehidupan. Peran Anda menjadi sandwich generation, harus mampu menyesuaikan kapasitas dan memprioritaskan diri dalam memilih suatu hal. Dalam hal ini, Anda harus menyelesaikan kebutuhan pribadi secara tepat, sebelum menghidupi kebutuhan anggota keluarga lainnya.
2. Manajemen waktu
Melakukan manajemen waktu secara tepat, harus dilakukan untuk mengukur kepentingan dan tujuan Anda dalam menjalani kehidupan. Anda harus mampu mengukur ritme aktivitas secara tepat, supaya memiliki gambaran dan tenggat waktu yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan lainnya.
3. Berani untuk meminta pertolongan
Menjadi seorang sandwich generation, membuat beberapa orang merasa sungkan untuk meminta pertolongan. Hal ini dikarenakan seseorang tersebut merasa menjadi garda terdepan yang selalu siap jika dibutuhkan oleh orang lain.
Jika Anda berada dalam posisi tersebut, cobalah untuk berani meminta tolong kepada orang lain. Tidak ada yang salah ketika mencoba, dan bersikap terbuka apabila diri sendiri membutuhkan pertolongan secara cepat. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
4. Komunikasi secara terbuka
Menjadi seorang sandwich generation yang terbebani oleh semua hal, membuat beberapa orang merasa sulit untuk berkomunikasi secara langsung kepada banyak orang. Beban yang terlalu banyak dan kurangnya pengertian dari orang-orang di sekitar, menjadi pemicu utama dari komunikasi yang tidak dapat berjalan secara terbuka.
Dalam hal ini, cobalah untuk berkomunikasi secara terbuka dan menceritakan keluh kesah kepada orang-orang terdekat. Anda dapat membagi cerita dan menerima masukan saran, untuk mengurangi beban pikiran yang dirasakan.
5. Menyibukkan diri dengan aktivitas
Menyibukkan diri dengan melakukan berbagai aktivitas, menjadi salah satu opsi yang tepat untuk meringankan beban pikiran.
Anda dapat melakukan olahraga, menyalurkan hobi, dan mengikuti kegiatan sosial, untuk menciptakan suasana yang tenang. Lakukan aktivitas fisik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, supaya jiwa serta raga dapat terjaga dengan baik.
6. Melakukan relaksasi
Melakukan relaksasi dilakukan banyak orang dengan tujuan meningkatkan kesehatan, pikiran, dan mengelola stres secara tepat. Anda dapat melakukan relaksasi dalam kegiatan yoga, meditasi, dan pilates, yang membuat pikiran jernih serta nyaman.
7. Membuat perencanaan waktu yang berkualitas
Merencanakan sesuatu yang berkualitas, menjadi salah satu alasan yang tepat untuk mewujudkan impian bagi banyak orang. Bagi sandwich generation, membuat perencanaan waktu yang berkualitas dapat membangkitkan semangat kehidupan dalam jangka panjang. Anda dapat membuat list perencanaan belanja, liburan, dan kebutuhan lainnya dalam waktu yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel