Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan tren simpanan valuta asing (valas) mengalami penyusutan, utamanya untuk tiering di bawah Rp2 miliar seiring tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga akhir kuartal I/2024 mengalami depresiasi 2,89% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd). Rupiah bahkan mulai menyentuh level Rp16.000 per dolar AS pada per bulan lalu.
Jika ditarik mundur, nilai tukar rupiah terhadap dolar sempat menembus Rp16.000 pada 3 April 2020. Kala itu nilai tukar mata uang Indonesia menembus Rp16.300 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah bergerak turun 0,47% atau 75 poin ke level Rp16.222 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (30/5/2024). Adapun indeks dolar terpantau naik 0,05% ke level 105,085.
Nilai tukar rupiah mencatatkan pelemahan ke level terendah dalam empat tahun terakhir atau sejak April 2020 yang mendekati Rp16.000 per dolar AS.
“Di bawah Rp5 miliar, yakni kelas menengah dengan tabungan di antara Rp100 juta hingga Rp2 miliar pertumbuhan [valas] negatif,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (28/5/2024)
Secara rinci, per April 2024, kelompok tabungan valas di bawah Rp100 juta turun 4,57% yoy. Lalu, tabungan valas kelompok Rp200 juta hingga Rp500 juta juga susut secara signifikan hingga 13,26% yoy. Bahkan, dia menuturkan tabungan atas dua kelompok ini terus terkontraksi sejak Januari hingga April 2024.
Purbaya menilai tren menurunnya tabungan valas disebabkan oleh masyarakat yang mengambil keuntungan di tengah momen penguatan dolar.
“Mungkin mereka sebagaian take profit [ambil untung] karena valas tinggi [jadi] dijual atau perlu dana tambah untuk kegiatan mereka. Trennya turun dalam beberapa bulan terakhir,” ucapnya.
Meski demikian, dia mencatat kelompok tabungan valas diatas Rp5 miliar justru mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,4% yoy. Apabila dilihat secara total, tren valas pun masih tumbuh 0,93% per April 2024, dari bulan sebelumnya, yakni Maret 2024 0%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel