Menakar Kinerja Simpanan Bank Digital Saat Tawarkan Bunga Tinggi Hingga 9%

Bisnis.com,30 Mei 2024, 20:40 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Ilustrasi bank digital. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Sederet bank digital menawarkan bunga simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) tinggi hingga 9% guna meraup lebih banyak simpanan nasabah. Lantas, bagaimana kinerja simpanan bank-bank digital itu pada kuartal I/2024.

Salah satu bank digital yakni PT Bank Seabank Indonesia, besutan Sea Group misalnya menawarkan produk deposito dengan suku bunga mencapai 6% per tahun. 

Bank Saqu milik Astra menawarkan fitur Busposito kepada nasabahnya. Fitur ini memungkinkan pembukaan deposito bersama, makin banyak yang ikut, maka tawaran bunga makin tinggi. Di sini, bunga simpanan bisa mencapai 7%.

Bank digital lainnya, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC menawarkan produk deposito hingga 8% per tahun. PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) besutan Kredivo Group memiliki produk simpanan dengan suku bunga hingga 8,75%.

Bahkan, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) menawarkan produk simpanan dengan suku bunga tinggi mencapai 9% per tahun. 

Senior Vice President Finance Amar Bank David Wirawan mengatakan Bank Amar memberikan bunga simpanan dengan menyesuaikan keinginan nasabah.

"Kalau memang mereka mencarinya adalah interest hunter, kami kasihkan, ada caranya itu mendapatkan deposito 9%, namun mereka di-lock sampai 3 tahun," tuturnya dalam public expose pada Rabu (29/5/2024).

Meski begitu, selain menawarkan bunga tinggi, Bank Amar memberikan opsi lain bagi nasabah. "Untuk teman-teman yang memang mencari security ada berangkas," katanya.

Bank Amar sendiri menawarkan produk tabungan dengan fitur proteksi mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yakni brangkas.

Sebelumnya, Presiden Direktur Krom Bank Indonesia Anton Hermawan mengatakan Krom Bank memberikan bunga simpanan tinggi guna menarik minat nasabah. “Untuk tetap bisa mengakuisisi pengguna, Krom [melakukan] diferensiasi produk dan layanan, Krom Bank menawarkan produk dan layanan yang berbeda dengan bank tradisional, seperti bunga tinggi, fitur fleksibel, dan edukasi keuangan,” ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu (4/4/2024).

Sementara, Presiden Direktur SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan meski memberikan bunga tinggi, nyatanya bunga bukan menjadi pertimbangan utama nasabah dalam menggunakan layanan Seabank. "Mereka [nasabah] lebih mementingkan free transfer, bunga tidak begitu memperhatikan. Tapi kalau free transfer kena ya itu berdampak," katanya. 

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan pada tahun ini, tren bunga tinggi bank digital masih akan terjadi, bahkan kondisi ini berlangsung hingga tiga tahun ke depan.

“Apalagi, tren perebutan dana di pasar makin ketat karena bank juga harus bersaing dengan surat utang pemerintah yang bunganya tinggi,” ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu. 

Kinerja Simpanan

Meski memberikan bunga simpanan tinggi guna meraup hati nasabah agar menyimpan dananya di bank digital, nyatanya kinerja simpanan sebagian bank digital masih mengalami penurunan.

Bank Amar misalnya telah meraup DPK sebesar Rp951,25 miliar pada kuartal I/2024, turun 21,68% secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya Rp1,21 triliun. Seabank juga penurunan DPK 5,9% yoy menjadi Rp24,5 triliun pada kuartal I/2024.

Lalu, Bank Neo Commerce telah meraup DPK sebesar Rp14,35 triliun, turun 2,75% yoy, dibanding tahun sebelumnya Rp14,75 triliun.

Di sisi lain, terdapat bank digital yang telah mencatatkan kinerja moncer simpanannya. Krom Bank yang menawarkan bunga simpanan hingga 8,75% telah meraup DPK Rp752,54 miliar pada kuartal I/2024, melesat 418,36% yoy. Raupan deposito bank digital ini juga naik 422,07% yoy menjadi Rp654,41 miliar.

Bank digital lain seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) juga mencatatkan pertumbuhan DPK. Tercatat, raupan DPK Bank Jago mencapai Rp13,2 triliun per Maret 2024, naik dari Rp9,3 triliun per Maret 2023.

Begitu juga dengan BBHI yang telah meraup DPK ebesar Rp5,31 triliun pada kuartal I/2024, naik 3,7% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini