Kemendag Bidik Perluasan Negara Tujuan Ekspor di Trade Expo 2024

Bisnis.com,31 Mei 2024, 15:30 WIB
Penulis: Dwi Rachmawati
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik perluasan pasar tujuan ekspor dalam gelaran trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 yang dijadwalkan berlangsung pada 9-12 Oktober 2024.

Adapun, Kemendag menargetkan transaksi pada gelaran TEI 2024 sebesar US$15 miliar atau naik 36,3% dari target TEI 2023 sebesar US$11 miliar.

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas), mengatakan, pihaknya tidak hanya akan mengandalkan negara-negara yang selama ini menjadi pasar tradisional bagi ekspor Indonesia, tapi juga mendorong peningkatan transaksi dengan negara-negara yang menjadi pasar nontradisional.

"Saya minta Pak Didi [Dirjen PEN] untuk memperluas pasar, kalau dulu kita [mengandalkan] G7 negara-negara maju di Barat, sekarang kita sudah mulai diperkuat pasar-pasar nontradisional. Kita beritahu duta besar kita yang ada di sana," kata Zulhas saat meluncurkan TEI ke-39 di Kantor Kemendag, Jumat (31/5/2024).

Misalnya, kata Zulhas, negara-negara di Asia Selatan seperti India, Pakistan dan Bangladesh punya potensi besar menjadi negara tujuan ekspor produk Indonesia. Selain itu, pasar nontradisional lainnya yang berpotensi adalah Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa Timur dan Afrika.

Lebih lanjut, Zulhas turut memberikan perhatian pada potensi pasar di Amerika Latin. Menurutnya, Peru, Chile, dan Kolombia telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Hal itu dianggap menjadi peluang Indonesia untuk mendongkrak transaksi ekspor dalam gelaran TEI ke-39.

"Ya tetap pasar tradisional tetap, tapi kita memang mengembangkan pasar nontradisional. Afrika juga, Nigeria itu besar, banyak juga yang datang," ungkapnya.

Zulhas pun mengeklaim, Kemendag membidik penjualan di sektor industri manufaktur bisa mencapai 50% dari capain transaksi di TEI ke-39. Selain itu, pihaknya juga bakal melibatkan UMKM terbaik untuk unjuk gigi dalam gelaran terbesar di Indonesia ini.

"Tapi memang ini industri manufaktur yang besar-besar, karena pasar global marketnya dari dunia," jelasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, Rabu (20/12/2023), capaian transaksi TEI 2023 tercatat sebesar US$30,5 miliar jauh melampaui target yang ditetapkan US$11 miliar.

Adapun India menjadi negara nomor satu penyumbang transaksi terbesar selama gelaran TEI kali ini dengan nilai transaksi mencapai US$7,58 miliar.

Selanjutnya, diikuti oleh Malaysia sebesar US$6,32 miliar, China sebesar UD$5,59 miliar, Arab Saudi sebesar US$2,86 miliar, dan Filipina sebesar US$926 juta.

Sementara itu, produk terlaris dalam gelaran TEI ke-38 masih didominasi oleh komoditas. Didi menyebut, batu bara masih menjadi produk utama yang banyak terjual di TEI ke-38 dengan nilai transaksi mencapai US$13,8 miliar atau sekitar 45,2% dari total transaksi. Menurut Didi, pembelian batu bara banyak dilakukan oleh buyer dari China.

Selain batu bara, produk lainnya yang menyumbang nilai transaksi terbesar lainnya yakni chemical dan organic chemical sebesar US$3,73 miliar, produk manufaktur lainnya US$3,35 miliar, formal work force sebesar US$2,7 miliar dan produk elektronik sebesar US$652,62 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini