IHSG Ambles Tinggalkan Level 7.000, Saham BREN ARB Beruntun

Bisnis.com,31 Mei 2024, 16:34 WIB
Penulis: Rizqi Rajendra
Mahasiswa beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/2/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles ke zona merah meninggalkan level 7.000 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (31/5/2024). Saham BREN milik taipan Prajogo Pangestu yang masuk papan pemantauan khusus full call auction menjadi jangkar pemberat IHSG.

Berdasarkan data RTI Business pukul 16.00 WIB, IHSG menutup perdagangan Mei 2024 dengan melemah 0,90% atau 63,40 poin ke level 6.970,73. Sepanjang sesi, IHSG bergerak pada rentang 6.959 hingga 7.102 di awal sesi.   

Tercatat, 199 saham menguat, 372 saham melemah, dan 209 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp11.856 triliun.

Adapun, saham BREN yang masuk papan pemantauan khusus sejak Rabu (29/5) terpantau ambles dan menyentuh auto rejection bawah (ARB) beruntun hingga parkir di level Rp8.225 per saham. Hal itu memberatkan laju IHSG, sebab kapitalisasi pasar BREN sangat besar yakni Rp1.100 triliun.

Dari jajaran saham big cap, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) milik Grup Panigoro-Salim juga turun 3,01% ke level Rp12.075 per saham. Diikuti PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang turun 1,24% ke Rp17.975 per saham.

Namun, jajaran saham big cap yang masih menguat yaitu TLKM naik 3,20% ke Rp2.900, diikuti saham BBCA dan BMRI naik masing-masing 2,78% dan 0,43%.

Dari jajaran saham terlaris, BBCA memimpin dengan nilai transaksi Rp7 triliun, diikuti  saham milik Prajogo lainnya, yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) senilai Rp6,4 triliun. Saham TPIA pun naik 0,27% ke Rp9.175.

Sementara itu, dari jajaran top gainers, saham PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ) menguat 14,86% ke Rp510 per saham, sedangkan saham PT Multi Hanna Kreasindo Tbk. (MHKI) ambles 28,98% ke Rp125 per saham menempati posisi top losers.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, pelemahan IHSG tersebut juga mencerminkan performa mata uang rupiah yang terdepresiasi 1,9% dari nilai terendahnya pada Mei 2024. 

"Aksi outflow investor asing yang cukup masif dari awal April 2024 juga memberikan tekanan pada IHSG. Volatilitas pergerakan pasar saham di pekan terakhir Mei 2024 membuat pelaku pasar wait and see," ujar Ratih dalam riset. 

Dari mancanegara, Wall Street terkoreksi setelah salah satu saham teknologi terbesar (salesforce) turun ke level terendah dalam 20 tahun terakhir. Salesforce, melaporkan penurunan pendapatan dan laba yang lebih rendah dibandingkan perkiraan analis pada kuartal I/2024. Performa tersebut direspons oleh terkoreksinya saham Salesforce hingga -19,86%.  

Sementara itu dari Asia, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi kenaikan pertumbuhan ekonomi China pada 2024-2025. Optimisme tersebut seiring dengan perbaikan pertumbuhan PDB pada kuartal sebelumnya dan kebijakan yang mendukung ekonomi kembali ekspansif.  

-----

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini