Rapor Laba Perbankan Kuartal I/2024: Bank Cilik Terpuruk!

Bisnis.com,31 Mei 2024, 10:30 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja laba industri perbankan naik tipis pada tiga bulan pertama tahun ini atau kuartal I/2024. Adapun, kelompok bank kecil mencatatkan performa laba paling terpuruk.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank umum telah meraup laba sebesar Rp61,87 triliun hingga Maret 2024, naik tipis 2,01% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kelompok bank dengan modal inti (KBMI) I atau bank kecil mencatatkan kinerja paling terpuruk, turun 14,29% yoy menjadi Rp3,35 triliun pada Maret 2024.

Adapun, KBMI II pun mencatatkan penurunan laba 7,92% yoy menjadi Rp5,29 triliun pada Maret 2024.

Sementara itu, bank kelas kedua atau KBMI III serta bank jumbo atau KBMI IV mencatatkan kinerja laba yang bertumbuh. Laba KBMI III naik 8,18% yoy menjadi Rp10,7 triliun pada Maret 2024. 

Lebih lanjut, laba KBMI IV, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) secara akumulasi tumbuh 3,47% yoy menjadi Rp42,51 triliun.

'Korban' Kenaikan BI Rate 

Adapun, sederet bank-bank kecil atau KBMI I pun memang mencatatkan penurunan labanya pada kuartal I/2024. PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo misalnya mencatatkan penurunan laba 31,98% yoy menjadi Rp14,84 miliar pada kuartal I/2024.

Penurunan laba hingga dobel digit juga terjadi pada PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik taipan Anthony Salim yang meraup laba bersih Rp32,82 miliar pada kuartal I/2024, turun 44,22% yoy dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp58,84 miliar.

Serupa, laba PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) yang juga tergabung dalam KBMI I susut 13,96% secara tahunan menjadi Rp4,31 miliar pada kuartal I/2024, dari sebelumnya Rp5 miliar.

Sebelumnya, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menjelaskan kinerja laba bank kecil melorot karena terdampak tren suku bunga acuan yang tinggi. 

BI memang telah memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI Rate 25 basis poin (bps) dari level 6% ke level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024. Kenaikan tersebut merupakan yang pertama kali sejak Oktober 2023. 

Adapun, dalam RDG terbaru periode 21-22 Mei 2024, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 6,25%. 

Menurut Trioksa, bank kecil ini menjadi ‘korban’ kenaikan suku bunga acuan hingga menembus level 6,25%.

"Penurunan laba terkait selesainya relaksasi restrukturisasi kredit, pelemahan mata uang rupiah dan kondisi ekonomi serta daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya membaik,” ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Menurutnya, dengan melihat kondisi ekonomi global dan geopolitik yang masih akan membuat tren suku bunga kembali meningkat, Trioksa memprediksi penurunan laba ini sepertinya masih berlanjut di kuartal II/2024.

Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah mengatakan tren suku bunga tinggi memang menjadi tantangan bagi bank.

"Kenaikan suku bunga acuan, akan berdampak kepada kenaikan biaya dana [cost of fund]," ujarnya.

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan akan menyebabkan melambatnya pertumbuhan kredit. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun akan tertekan seiring dengan tren bunga tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini