Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah kantor cabang bank telah menyusut sebanyak ribuan unit dalam kurun waktu lima tahun. Lantas, bagaimana nasib karyawan bank tersebut?
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank di Indonesia pada Maret 2024 mencapai 24.243 unit. Dalam setahun jumlahnya susut sebanyak 733 kantor. Sementara, dalam lima tahun terakhir, jumlah kantor bank susut 7.414 unit.
Sejumlah bank pun mencatatkan penurunan jumlah kantornya. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mencatatkan penyusutan jumlah kantor sebanyak 273 unit, atau dari 8.028 kantor pada Maret 2023 menjadi 7.755 kantor pada Maret 2024.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mencatatkan penurunan jumlah kantornya sebanyak 106 unit atau dari 2.348 kantor menjadi 2.242 kantor.
Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan penyusutan 23 kantor bank dari 1.803 kantor menjadi 1.780 kantor.
Seiring dengan penyusutan jumlah kantornya, sejumlah bank pun mencatatkan penurunan jumlah tenaga kerjanya. BRI misalnya mencatatkan penurunan jumlah tenaga kerja sebanyak 13.881 orang dalam kurun waktu lima tahun, hingga mencapai 77.739 karyawan pada 2023.
Bank Mandiri pun mencatatkan penurunan jumlah tenaga kerja, 125 orang dalam kurun waktu lima tahun hingga menjadi 38.940 karyawan pada 2023.
Meski begitu, baik BRI dan Bank Mandiri mencatatkan peningkatan jumlah tenaga kerja mereka secara tahunan pada 2023. Jumlah tenaga kerja BRI misalnya bertambah 3.004 karyawan dalam setahun pada 2023. Kemudian, tenaga kerja di Bank Mandiri bertambah 764 karyawan dalam setahun pada 2023.
Tenaga kerja di BNI pun bertambah terus, dari 2019 mencapai 27.211 karyawan, menjadi 27.570 karyawan pada 2023.
Lalu, tenaga kerja di BCA bertambah 2.128 karyawan dalam lima tahun terakhir. Pada akhir 2023, BCA memiliki 26.917 karyawan, naik 9,83% dibandingkan tahun sebelumnya yang sejumlah 24.508 karyawan.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan meskipun jumlah kantor bank banyak tutup, serta terjadi digitalisasi pesat di industri perbankan, namun jumlah karyawan tetap akan mengikuti arah pengembangan bank.
"Bank masih membutuhkan karyawan untuk pengembangan produk dan layanan digital seiring dengan peningkatan volume bisnis. Namun bila volume bisnis menurun umumnya kebutuhan karyawan juga akan disesuaikan," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (3/5/2024).
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan di Bank Mandiri, bisnis yang telah ditopang oleh teknologi digital memang kian besar.
"Digital jadi fokus perkuat strong field dan secara serius kami kembangkan teknologi," ujarnya dalam acara konferensi pers Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 pada Maret lalu (5/3/2024) di Jakarta.
Salah satu teknologi yang digunakan adalah kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Menurutnya, AI membantu pekerjaan masif yang selama ini manual dijalankan manusia. "Banyak pekerjaan dalam jumlah besar kemudian mensimplikasinya. Sehingga selama ini yang biasanya digunakan manusia sekarang teknologi," ujarnya.
Meski demikian, menurutnya di Bank Mandiri fungsi AI tidak menyisihkan tenaga kerja yang sudah ada. Tenaga kerja yang kemudian pekerjaannya digantikan oleh AI dipindah ke posisi yang lain.
Di BCA pun, mengacu laporan tahunannya, disebutkan bahwa pengembangan sumber daya manusia tetap dilakukan di tengah pesatnya digitalisasi. Adapun, dalam tiga tahun terakhir, BCA telah merekrut sekitar 4.000 karyawan terutama pada bidang TI serta relationship dan risk officers untuk mendukung pertumbuhan kredit ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel