Direktur dan Komisaris BNI Terima Tunjangan Saham Rp61,68 Miliar

Bisnis.com,04 Jun 2024, 17:42 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang BNI di Tangerang Selatan, Kamis (30/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Jajaran Direksi dan Komisaris PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) telah menerima tunjangan remunerasi saham sebanyak 12,78 juta lembar, setara dengan Rp61,68 miliar.

Program remunerasi ini dilakukan dengan pemberian saham BBNI kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris nonindependen per 13 Mei 2024 seharga Rp4.826,33 per lembar saham.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan penerapan program remunerasi berbasis saham ini dirancang untuk memperkuat tata kelola perusahaan dan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para pemegang saham.

"Hal ini merupakan langkah strategis BNI dalam memperkuat tata kelola perusahaan dan meningkatkan komitmen manajemen untuk menciptakan nilai dan kinerja jangka panjang yang berkelanjutan," ujar Okki dalam keterangan tertulis pada Selasa (4/6/2024).

Program remunerasi juga sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum dan Peraturan Menteri BUMN RI No. PER-3/MBU/03/2023 tentang Organ dan Sumber Daya Manusia BUMN.

Selain itu, program remunerasi berbasis saham merupakan salah satu komitmen BNI dalam menjunjung tinggi risk culture yang baik.

"Dengan memiliki saham perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris nonindependen akan lebih fokus pada keberhasilan jangka panjang perseroan," tuturnya.

Adapun, pada perdagangan hari ini, Selasa (4/6/2024), harga saham BBNI mencatatkan peningkatan 0,43% ditutup di level Rp4.640 per lembar. Meskipun, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) harga saham BBNI turun 13,67%.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai saham perbankan saat ini memang mengalami koreksi seiring sentimen negatif di pasar, di antaranya terkait suku bunga acuan.

Namun, prospek saham perbankan masih baik untuk jangka panjang. “Akan tetapi, potensi valuasi di masa yang akan datang masih sangat baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini