Bisnis.com, JAKARTA – Posisi cadangan devisa pada Mei 2024 diperkirakan stabil dibandingkan dengan posisi cadangan devisa pada bulan sebelumnya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan posisi cadangan devisa pada Mei 2024 akan mencapai kisaran US$135 miliar hingga US$137 miliar.
“Stabilnya cadangan devisa ini disebabkan oleh cukup imbangnya arus modal keluar dan masuk sepanjang Mei,” katanya kepada Bisnis, Kamis (6/6/2024).
Josua menjelaskan, di satu sisi, tercatat aliran masuk modal di pasar portofolio sebesar US$319 juta, terdiri atas inflow di pasar obligasi sebesar US$1,2 miliar, sementara terjadi outflow pasar saham sebesar US$880 juta.
Selain itu, perkembangan ini juga diikuti oleh penerbitan Samurai Bond dan Blue Bonds yang totalnya mencapai 200 miliar yen Jepang. “Potensi upside juga didukung oleh perkiraan kami bahwa neraca dagang pada Mei masih mencatatkan surplus akibat pemulihan kegiatan manufaktur dan ekspor pasca Lebaran,” jelas Josua.
Di sisi lain, Josua mengatakan bahwa permintaan dolar AS memasuki musim Haji cenderung meningkat untuk pembayaran kegiatan Haji. Hal ini dinilai berpotensi menggerus potensi kenaikan dari cadangan devisa.
Lebih lanjut, permintaan Dolar AS saat pembagian dividen dan kupon kepada nonresiden, serta pembayaran pokok utang juga berpotensi mendorong penurunan cadangan devisa.
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa pada April 2024 mencapai US$136,2 miliar, turun dari posisi pada bulan sebelumnya sebesar US$140,4 miliar.
BI menyatakan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Posisi cadangan devisa tersebut juga dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
---------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel