BGTC 2024: OJK Paparkan Pentingnya Perencanaan Keuangan ke Mahasiswa

Bisnis.com,06 Jun 2024, 14:37 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi & Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memberikan paparan dalam BGTC 2024 yang dilaksanakan di FEB UGM pada Kamis (6/6/2024). JIBI/Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi & Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan mahasiswa, khususnya yang merupakan Gen Z, agar paham aspek perencanaan keuangan atau financial planning

Hal itu disampaikan Kiki, sapaan akrabnya, di acara Bisnis Indonesia Goes To Campus (BGTC) 2024 yang dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Kamis (6/6/2024). 

"Pemuda merupakan generasi penerus yang akan membangun Indonesia. Dengan jumlah Generasi Z dan milenial yang mencapai lebih dari setengah penduduk Indonesia, tentu saja kelompok ini merupakan critical economy players yang harus dibekali tentang pemahaman keuangan yang memahami," jelas Friderica. 

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada 2022, Kiki menyebut generasi muda di Indonesia memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang rendah.

Menurutnya, tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun dilaporkan berada di angka 43% sementara tingkat inklusi keuangannya di 69%.

"Angka tersebut jauh di bawah tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional yang mencapai 49,7% dan 85%," tambahnya.

Lebih lanjut, dia menyebut kelompok milenial sebagai kelompok yang rentan secara finansial. Dengan gaya hidup yang lebih banyak menghabiskan uang untuk kesenangan ketimbang menabung atau berinvestasi, kelompok usia tersebut mudah terjebak layanan keuangan ilegal dan investasi bodong. 

"Banyak generasi muda yang terjebak pada pinjaman online (pinjol) karena mengambil hutang untuk kebutuhan konsumtif, atau menggunakan produk jasa keuangan yang legal tetapi untuk keperluan yang tidak bijaksana," jelas Friderica.

Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh prinsip You Only Live Once (YOLO) juga Fear Of Missing Out (FOMO) yang dialami generasi muda.

Padahal, prinsip YOLO dan FOMO justru membawa generasi muda ke keputusan finansial yang buruk. Seperti tidak menyiapkan dana darurat atau dana cadangan.

"Kerentanan generasi muda itu sering juga dipicu karena kebiasaan anak muda yang sering sharing informasi pribadi melalui sosial media. Tanpa sadar itu sangat berbahaya. Misalnya posting KTP, alamat rumah, atau informasi pribadi, yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," jelas Friderica.

Selain itu, sikap FOMO yang banyak dialami anak muda juga membawa kelompok usia tersebut untuk terjebak dalam investasi bodong. Padahal, tanpa pemahaman keuangan dan investasi yang baik, generasi muda justru menjadi korban dari janji manis yang ditawarkan.

"Seringkali mereka meniru apa yang dilakukan tokoh idola atau influencer sosial media. Termasuk saran keuangan," kata Friderica.

Kegiatan Bisnis Indonesia Goes To Campus (BGTC) 2024 tersebut menjadi ajang edukasi sekaligus peningkatan literasi keuangan bagi kelompok milenial. Dia sendiri memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut.

"Saya berharap pelaksanaan kegiatan ini menjadi salah satu pijakan menuju Indonesia Emas 2045 yaitu dengan menyiapkan generasi emas dalam aspek literasi keuangan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala OJK Provinsi DI Yogyakarta Parjiman menyebut kegiatan BGTC 2024 itu sebagai wujud kolaborasi antara regulator, pelaku industri, perguruan tinggi, serta media dalam meningkatkan edukasi dan literasi masyarakat akan produk dan jasa keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini