Pabrik Penggilingan Padi Pertama Milik Petani Resmi Beroperasi

Bisnis.com,12 Jun 2024, 09:35 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Pabrik penggilingan padi atau Rice Milling Plant (RMP) milik Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) di Indramayu, Jawa Barat, resmi beroperasi dengan kapasitas produksi beras 40 ton per hari - Dok. Bapanas

Bisnis.com, INDRAMAYU - Pabrik penggilingan padi atau Rice Milling Plant (RMP) milik Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) di Indramayu, Jawa Barat, resmi beroperasi pada Selasa (11/6/2024).

Pabrik ini merupakan pabrik penggilingan padi pertama yang dibangun oleh petani dengan kapasitas produksi beras 40 ton per hari.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, ekosistem pangan terintegrasi dari hulu ke hilir perlu dibangun bersama-sama. Hal tersebut, kata Arief, dapat diwujudkan oleh AB2TI.

“Hari ini kita lihat dapat diwujudkan oleh AB2TI. Mulai dari benih, distribusi, petani, pengetahuan, lahan yang di secured, hingga yang kita resmikan hari ini,” kata Arief, Selasa (11/6/2024).

Meski kapasitas produksi baru sekitar 40 ton per hari, Arief mengharapkan agar ke depannya, produksi pabrik penggilingan padi milik AB2TI dapat meningkat secara bertahap hingga 300 ton per hari.

Arief pada kesempatan itu juga meminta Bupati Indramayu, Nina Agustina agar beras yang diproduksi oleh AB2TI dapat masuk dalam program pemerintah daerah, misalnya beras ASN.

“Jadi terbentuk ekosistemnya, sehingga nanti koperasi-koperasi disini terbangun,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut, perlu adanya konsep integrative farm dalam membangun ekosistem petani yang berdaulat. Dengan begitu, pabrik penggilingan padi tidak perlu mencari gabah sampai ke luar provinsi.

“Yang harus dipikirkan selanjutnya, apakah kapasitas tersebut bisa dipenuhi oleh produk gabah petani tersebut. Untuk memenuhi stok gabah diperlukan juga capital yang kuat,” tuturnya.

Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UMKM bersama Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) telah melakukan beberapa piloting terkait korporatisasi petani, dengan memberikan modal kepada para petani di bawah naungan koperasi yang terhubung dengan offtaker.

Dalam hal ini, lanjutnya, AB2TI dibantu oleh Bapanas agar dapat terhubung dengan offtaker seperti Bulog maupun perusahaan lainnya, agar LPDB KUMKM atau perbankan dapat membantu dari sisi pembiayaan.

“Bantuan pembiayaan diberikan supaya koperasi punya kemampuan membeli 100 persen petani lewat pre-financing,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini