Bisnis.com, JAKARTA -- Bank pembangunan daerah (BPD) mencatatkan pengetatan likuiditas dilihat dari loan to deposit ratio (LDR) yang meningkat seiring dengan tren tinggi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Meski begitu, bank daerah mempunyai sederet jurus kelola likuiditas agar tidak seret.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), LDR bank daerah berada di level 81,08% per Maret 2024, naik 256 basis poin (bps) atau dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 78,5%.
Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) yang juga sebagai Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB (BJBR) Yuddy Renaldi mengatakan peningkatan LDR memang mencerminkan adanya pengetatan likuditas di bank daerah. "Namun, demikian nilai tersebut masih cukup baik berada pada level yang optimal," katanya kepada Bisnis pada Selasa (11/6/2024).
Adapun, likuiditas bank dikhawatirkan terganggu seiring dengan kenaikan suku bunga acuan. BI memang telah memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI Rate 25 bps dari level 6% ke level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024. Kenaikan tersebut merupakan yang pertama kali sejak Oktober 2023.
Adapun, dalam RDG terbaru periode 21-22 Mei 2024, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 6,25%.
Meski begitu, Yuddy mengungkapkan bahwa BPD memiliki sejumlah cara agar likuiditas tetap terjaga. "BPD sebagai pengelola dana pemerintah daerah memiliki nilai tambah karena APBD dikelola oleh bank baerahnya masing-masing," katanya.
Di sisi lain, BPD-BPD besar menurutnya sudah memiliki anchor customer yang kuat di luar pemerintah daerah. Bank BJB misalnya komposisi dana pemerintah daerah saat ini berkisar 30% dari total dana pihak ketiga (DPK). "Sisanya ditopang oleh nasabah institusi dan juga ritel," tutur Yuddy.
Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) Busrul Iman mengatakan kondisi likuiditas bank saat ini juga masih terjaga dengan baik. Tercatat, LDR BJTM pada kuartal I/2024 berada pada level 70%. “Artinya kami masih ada ruang untuk tumbuh. Outstanding kami masih mampu tumbuh. Market maupun sektor produktif tumbuh secara eksponensial,” ucap Busrul pada beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan naiknya suku bunga acuan memang akan memengaruhi likuiditas perbankan, termasuk pola bank dalam meraup pendanaan.
"Strategi yang akan diambil bank adalah dengan meningkatkan layanan serta memberikan stimulus untuk menarik nasabah dalam meraup CASA [current account saving account/dana murah] di bank, seperti pemberian hadiah undian bagi nasabah," katanya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel