Kemendag Mulai Pelototi Aplikasi Temu, Lebih Bahaya dari TikTok Shop!

Bisnis.com,13 Jun 2024, 14:52 WIB
Penulis: Dwi Rachmawati
Ilustrasi konsumen yang berbelanja secara daring melalui e-commerce di ponsel mereka/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -  Kementerian Perdagangan (Kemendag) merespons soal kekhawatiran Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki terhadap kemunculan platform belanja online asal China bernama Temu yang lebih bahaya dibandingkan TikTok SHop dan berisiko mengancam produk UMKM.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, pihaknya akan mengecek terlebih dahulu ihwal aplikasi Temu yang dikhawatirkan oleh Teten. Menurutnya, Kemendag akan menindak tegas apabila menemukan penyimpangan yang dilakukan aplikasi belanja online terkait.

"Saya mesti cek dulu, karena belum tahu aplikasi Temu. Tapi selama itu dia tidak punya izin untuk jualan, ya tidak boleh," ujar Jerry saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Kamis (13/6/2024).

Dia menegaskan bahwa setiap platform e-commerce harus mematuhi seluruh peraturan yang berlaku saat ini, yaitu Permendag No. 31/2023 tentang Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE). Dia pun mencotohkan kasus media sosial TikTok yang dilarang berjualan sebelum bergabung dengan Tokopedia (Tokped).

"Tapi sekarang sudah sama Tokped, sudah comply dengan aturan makanya bisa beraktivitas [berjualan] kembali," ungkapnya.

Jerry yang juga merupakan Politkus Partai Golkar ini pun mengatakan, Permendag No.31/2023 berlaku untuk seluruh platform dan tidak tebang pilih. Kemendag, kata Jerry, bakal tegas menindak setiap pelanggaran dan penegakan sanksinya.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dibuat khawatir dengan hadirnya platform perdagangan online asal China, Temu, lantaran dapat berdampak negatif terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Teten mengatakan, platform tersebut jauh lebih berbahaya dibanding TikTok Shop. 

Selain harganya yang sangat murah, platform tersebut dapat menghilangkan sejumlah lapangan kerja yang terkait dengan rantai distribusi perdagangan online. Tidak hanya itu, Teten mengungkapkan bahwa aplikasi asal China itu menghubungkan langsung antara pabrik dengan konsumen. 

“Jadi akan ada berapa banyak lapangan kerja di distribusi akan hilang. Nggak ada lagi itu namanya reseller, affiliator, nggak ada lagi, bahkan productnya akan sangat murah karena diproduksi massal, pabrikan,” kata Teten usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senin (10/6/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini