Direktur PNM Bicara Target Bisnis hingga Tantangan Perseroan

Bisnis.com,14 Jun 2024, 01:10 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Karyawati beraktivitas di kantor Permodalan Nasional Madani di Jakarta, Selasa (2/4/2024). - Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menargetkan penyaluran pembiayaan kepada pelaku usaha ultra mikro dalam program PNM Mekaar sebanyak Rp74,3 triliun sampai akhir tahun 2024.

Angka tersebut meningkat apabila dibandingkan pada 2023 yang mencapai Rp72 triliun. Direktur Bisnis PNM Prasetya Sayekti pun optimistis target tersebut dapat dicapai sampai akhir tahun. 

"Kami optimistis target tersebut dapat dicapai, sampai dengan juga sudah ada 863 ribu kelompok [Mekaar]," kata Prasetya ditemui usai acara Bisnis Indonesia Awards (BIA) di Jakarta, Kamis (13/6/2024). 

Dari sisi jumlah nasabah, Prasetya menyebut pihaknya pun menargetkan sebanyak 15,5 juta nasabah sampai akhir tahun ini. Adapun dari data per Mei 2024, jumlah penyaluran pembiayaan perseroan untuk program Mekaar sudah mencapai Rp28,1 triliun per Mei 2024. 

Ini artinya sudah mencapai 37,8% dari target sampai akhir tahun. PNM masih mengejar sebanyak Rp46,2 triliun sampai akhir tahun. Sementara dari sisi jumlah nasabah PNM sudah mencapai 12,5 juta sampai dengan Mei 2024. 

Dari sisi outstanding loan per Mei 2024, PNM mencatatkan sebanyak Rp44,02 triliun. Sementara target outstanding loan sampai dengan akhir tahun mencapai Rp46,8 triliun. 

Prasetya memahami bahwa risiko dan tantangan industri pembiayaan adalah kredit bermasalah. Namun demikian, dia memastikan bahwa tingkat kredit bermasalah perseroan masih berada jauh di ambang batas 5% yakni 1,16% per Mei 2023. 

Dalam melakukan mitigasi risiko tersebut, dia menyebut bahwa PNM tetap memberikan persyaratan khusus bagi peserta. Terlebih pembiayaan perseroan sendiri tidak memiliki agunan fisik. Dia menyebut bahwa produk perusahaan khususnya PNM Mekaar bersifat tanggung renteng kelompok yang mana membutuhkan disiplin peserta untuk mengikuti proses persiapan dan pertemuan kelompok mingguan (PKM). 

"Ini diharapkan menjadi solusi bagi anggota kelompok yang memiliki kesulitan dalam periode angsuran tersebut. Secara sistem kami melakukan perbaikan dengan penyempurnaan di bisnis proses," ujar Prasetya.

Dia menyebutkan bahwa pihaknya pun memiliki customer classification model (CCM), yakni teknologi tersebut mampu untuk menyaring (filter) nasabah sesuai dengan kemampuan bayarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini