Inflasi Akhir Tahun Diprediksi Terjaga, Waspada Daya Beli Masyarakat Tertahan

Bisnis.com,14 Jun 2024, 23:35 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda melihat inflasi akan terjaga dalam rentang target Bank Indonesia (BI) 2,5% ± 1% sepanjang sisa tahun ini. 

Huda menilai terjaganya inflasi ini akan sejalan dengan konsumsi masyarakat yang diproyeksikan akan tertahan. Mengacu inflasi inti Indonesia yang cenderung rendah, diikuti dengan konsumsi masyarakat yang melemah.

“Artinya, dari segi permintaan barang yang persisten tidak naik signifikan. Maka harus waspada juga terhadap hal ini terlebih indeks keyakinan konsumsi juga turun,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (14/6/2024). 

Hasil survei konsumen Mei 2024, Bank Indonesia melaporkan adanya penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menjadi 125,2 dari posisi 127,7 pada April 2024. 

Huda bersama Celios memperkirakan inflasi akan berada pada 3% ± 1% akhir tahun nanti. Kecuali, jika pemerintah melakukan penyesuaian harga energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), inflasi dapat terkerek naik. 

Pada tahun ini, pemerintah menargetkan sasaran inflasi sesuai APBN 2024 pada level 2,8%, hal ini sejalan dengan target inflasi Bank Indonesia dalam rentang 2,5% ± 1%.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan per Mei 2024 berada pada posisi 2,84% (year-on-year/yoy). Masih dalam rentang target pemerintah maupun Bank Indonesia (BI).

Sebelumnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2024 di Istana Negara, Jumat (14/6/2024), Jokowi mewanti-wanti kepada pemerintah daerah akan terjadinya gelombang panas dan musim kemarau selama Juli-September yang berisiko menimbulkan gagal panen.

Dirinya memperkirakan akan ada sekitar 50 juta petani yang kekurangan air selama periode tersebut sehingga berpotensi berdampak pada kekurangan pangan. 

Untuk itu, Jokowi menginstruksikan Kementerian Pertanian, PURR, dan TNI membangun dan memasang pompa-pompa air di 20.000 titik daerah penghasil beras.

Bukan hanya risiko dari dalam negeri, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mewaspadai akan ketidakpastian ekonomi global akibat konflik geopolitik maupun kondisi pasar keuangan global yang masih mengancam. 

Dirinya meminta pemerintah baik pusat dan daerah terus memperkuat sinergi melalui tim pengendali inflasi pusat (TPIP) dan tim pengendali inflasi daerah (TPID). Termasuk dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). 

Melalui sinergi tersebut, Perry mengklaim pihaknya bersama pemerintah mampu menjaga kondisi inflasi tetap terjaga rendah. 

“Karena kondisi global masih belum ramah, berbagai tantangan perlu kita hadapi dengan upaya dan sinergi yang berkelanjutan,” ungkapnya dalam rapat tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini