AS Pindahkan Dermaga Bantuan Kemanusiaan dari Pantai Gaza, Ini Alasannya

Bisnis.com,16 Jun 2024, 12:59 WIB
Penulis: Erta Darwati
Truk-truk yang berisi bantuan kemanusiaan dari Organisasi Pangan Dunia (WFP) diparkir di sebuah lokasi yang disebut sebagai Jalur Gaza utara, 12 Maret 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Militer Amerika Serikat (AS) dikabarkan sedang bersiap memindahkan untuk sementara dermaga terapung di lepas pantai Gaza, Palestina.

Hal itu dilaporkan seorang pejabat AS kepada Reuters. Dia menyatakan bahwa pemindahan dermaga terapung untuk bantuan kemanusiaan itu dilakukan karena kondisi laut yang membahayakan imbas cuaca buruk. 

Padahal, dermaga terapung militer AS di lepas pantai Gaza itu baru saja kembali beroperasi membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza setelah dihentikan selama akhir pekan. 

Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa dermaga terapung itu kemungkinan akan dipindahkan ke pelabuhan Ashdod di Israel sampai kondisi laut membaik.

Bantuan mulai berdatangan melalui dermaga yang dibangun AS pada 17 Mei lalu, dan PBB mengatakan pihaknya mengangkut 137 truk bantuan ke gudang, sekitar 900 metrik ton, sebelum AS mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan operasinya agar perbaikan dapat dilakukan, pada 28 Mei 2024.

Wakil Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Farhan Haq mengatakan bahwa pihaknya masih belum melanjutkan pengangkutan bantuan dari dermaga ke gudang Program Pangan Dunia PBB, pada Jumat (14/6/2024). 

“Rekan keamanan kami masih berupaya memastikan kondisi aman untuk pekerjaan kemanusiaan dapat dibangun kembali,” katanya, dilansir Reuters, pada Minggu (16/6/2024). 

Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana untuk membangun dermaga terapung untuk pengiriman bantuan ketika kelaparan melanda Gaza pada Maret lalu. 

Palestina, negara yang berpenduduk kurang lebih 2,3 juta orang dan dipimpin Hamas, tengah dilanda kelaparan hebat. Kondisi itu terjadi selama perang antara Israel dan militan Palestina, Hamas

Adapun dermaga terapung tersebut diperkirakan menelan biaya ratusan juta dolar untuk 90 hari pertama dan melibatkan sekitar 1.000 anggota layanan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini