Kinerja Kredit Korporasi Moncer saat Duit Perusahaan Makin Tipis

Bisnis.com,16 Jun 2024, 10:30 WIB
Penulis: Arlina Laras
Ilustrasi perbankan dan sistem keuangan

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit korporasi mencapai doubel digit, yakni 18,45% (year-on-year/YoY) pada April 2024. Lantas, apa saja penyebabnya?

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan hal ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan kredit oleh korporasi swasta.

Adapun, normalisasi harga komoditas dan kembali pulihnya kegiatan masyarakat menyebabkan dana internal perusahaan menurun sehingga korporasi kembali memerlukan pendanaan dari eksternal.

"Di sisi lain, kebijakan moneter global yang ketat dan ketidakjelasan penurunan suku bunga AS [high for longer], serta penguatan dolas AS, menyebabkan tingginya yield obligasi korporasi dan biaya refinancing perusahaan," ujar Dian dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).

Menurut Dian, dengan suku bunga kredit perbankan domestik yang cenderung stabil, korporasi lebih memilih pendanaan dari perbankan domestik sehingga permintaan kredit perbankan oleh korporasi swasta meningkat.

Sebagaimana diketahui, sederet bank memang mencatatkan kenaikan kredit korporasi pada awal tahun 2024.

Misalnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang membukukan kredit korporasi tumbuh 22,1% secara tahunan menjadi Rp389,2 triliun per Maret 2024.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan sektor jasa keuangan dan pertambangan non-migas merupakan kontributor terbesar terhadap pertumbuhan kredit korporasi BBCA.

Lebih lanjut, kata Hera, pihaknya akan terus menyalurkan kredit ke sektor-sektor potensial dengan tetap memperhatikan berbagai pertimbangan seperti kondisi perkonomian domestik maupun global.

"Kami berharap pertumbuhan kredit pada 2024 di berbagai sektor akan tetap mencatatkan pertumbuhan positif. Pada tahun 2024, kami menargetkan pertumbuhan total kredit sebesar 9%—10%," katanya kepada Bisnis.

Selanjutnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mencatat hingga akhir Maret 2024, kredit segmen wholesale perseroan tumbuh 25,2% (YoY) mencapai Rp751 triliun.

Adapun, kredit secara konsolidasi sebesar Rp1.435 triliun pada kuartal I/2024, meningkat 19,1% (YoY).

"Kami melanjutkan strategi pertumbuhan kredit yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir melalui penguatan core competence Bank Mandiri di segmen wholesale," kata VP Corporate Communication Bank Mandiri Ricky Andriano kepada Bisnis.

Pada tahun ini, guidance pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi di kisaran 13%—15% (YoY).

"Pertumbuhan kredit akan memperhatikan portofolio guideline dan fokus pada sektor-sektor yang prospektif maupun resilien diantaranya adalah perkebunan, industri makanan & minuman, serta energi & air," kata Ricky.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Lani Darmawan mengungkapkan kredit korporasi perseroan tumbuh stabil di bawah 5%.

"Sejauh ini [kredit korporasi] secara tahunan relatif flat hanya tumbuh 1% dan kredit komersial tumbuh 6%. Melihat mild pada semester satu, kelihatannya kredit korporasi mungkin akan tunbuh di bawah 5%," ujarnya kepada Bisnis.

Pihaknya pun menargetkan sejumlah segmen guna menggenjot pertumbuhan kredit korporasi yang ada pada perseroan, yakni segmen telekomunikasi, agri, manufacturing, green, hingga minerba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini