Reli Saham BSI (BRIS) di Tengah Gonjang-ganjing Bedol Dana Muhammadiyah

Bisnis.com,17 Jun 2024, 17:03 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja harga saham PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS) atau BSI masih di zona hijau sepanjang tahun berjalan, meskipun terjadi gonjang-ganjing pengalihan dana simpanan dan pembiayaan oleh PP Muhammadiyah di BRIS.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham BRIS naik 4,59% dalam sepekan perdagangan terakhir dan ditutup di level Rp2.280 pada Jumat (14/6/2024). Meskipun, dalam sebulan, harga saham BSI turun 10,24%.

Adapun, sepanjang tahun berjalan, harga saham BRIS masih di zona hijau, naik 31,03% year to date (ytd).

Saham BRIS pun mencatatkan nilai beli asing atau net foreign buy sebesar Rp22,77 miliar dalam sepekan perdagangan atau sejak 10 Juni 2024 hingga 14 Juni 2024.

Lalu, sepanjang tahun berjalan BRIS mencatatkan net foreign buy sebesar Rp960,79 miliar. 

Meski begitu, BRIS menghadapi gonjang-ganjing pengalihan dana simpanan dan pembiayaan dari PP Muhammadiyah. 

Beredar surat PP Muhammadiyah mengenai konsolidasi keuangan di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bertanggal 30 Mei 2024. Dalam surat tersebut, terdapat permintaan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan di BSI ke bank syariah lain, seperti PT Bank KB Bukopin Syariah, PT Bank Mega Syariah, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., dan lainnya.

Muhammadiyah pun sudah mulai mengalihkan dananya dari BSI mengikuti instruksi dari surat edaran tersebut. Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya mulai memindahkan dana AUM secara bertahap.

PWM Jawa Barat juga menggelar rapat pleno terkait tindak lanjut dari instruksi PP Muhammadiyah untuk pemindahan dana dari BSI ke bank syariah lain.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai penarikan dana oleh Muhammadiyah tidak memberikan pengaruh sentimen yang besar pada kinerja harga saham bank. Sebab, kondisi likuiditas BSI masih bisa dipertahankan. 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi juga mengatakan kondisi likuiditas di BSI saat ini aman. "Likuiditas kami ample," ujar Hery dalam acara konferensi pers BSI Internasional Expo pada beberapa waktu lalu (14/6/2024).

Mengacu pada kinerja simpanan dan penyaluran pembiayaan pada Mei 2024, likuiditas bank dilihat dari rasio pembiayaan terhadap simpanan (financing to deposit ratio/FDR) BSI berada di level 86,8%. Kondisi FDR bank masih di dalam tingkatan yang ideal menurut Bank Indonesia (BI).

Adapun, BSI telah meraup simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp291,86 triliun hingga Mei 2024, tumbuh 11,33% secara tahunan (year on year/yoy).

BSI juga telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp253,36 triliun pada Mei 2024, tumbuh 17,11% yoy.

Sementara itu, Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan dalam jangka pendek, pengalihan dana dari BSI oleh Muhammadiyah akan berdampak kepada kinerja bank. Namun, dampak yang akan dirasa tidak terlalu signifikan. 

Selain itu, krisis likuiditas akibat penarikan dana di bank hanya oleh satu institusi belum pernah terjadi. Krisis likuiditas biasanya terjadi akibat penarikan dana multi nasabah.

Namun, BSI tetap mesti melakukan manajemen risiko likuiditasnya. "Bila penarikan dana besar oleh nasabah akan menimbulkan risiko likuiditas, maka pelunasan seketika debitur besar pun akan memengaruhi profitabilitas bank," ujar Arianto kepada Bisnis pada pekan lalu (10/6/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini