Bisnis.com, JAKARTA — Krisis properti di China semakin parah pada Mei 2024, memicu seruan baru bagi pemerintah untuk memompa uang tunai dan kredit. Sementara itu, aktivitas industri, yang telah menjaga pertumbuhan ekonomi tetap pada jalurnya selama ini, juga meleset dari perkiraan.
Penurunan investasi real estat dan harga rumah sama-sama meningkat bulan lalu. Biro Statistik Nasional menyatakan harga rumah di China turun lebih cepat pada Mei, karena permintaan tampaknya masih butuh waktu lebih untuk bisa pulih meski telah diguyur dengan stimulus jumbo.
Harga rumah baru di 70 kota, tidak termasuk perumahan bersubsidi negara, turun 0,71% dari April, penurunan terbesar sejak Oktober 2014. Nilai rumah existing turun 1%, penurunan paling tajam setidaknya sejak 2011.