Bisnis.com, JAKARTA — PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia atau Akseleran, platform financial technology peer to peer (fintech P2P) lending, menyebut isu semakin selektifnya bank digital dalam menyalurkan kredit melalui skema channeling dengan fintech P2P lending tidak berlaku bagi perusahaan.
Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, menyatakan bahwa penyaluran kredit melalui skema channeling dari bank justru mengalami peningkatan di perusahaannya. "Tahun lalu, channeling dari institutional lender kami sekitar 40% dari total penyaluran, sekarang sudah sekitar 60%, mayoritas dari bank umum," ungkap Ivan saat dihubungi oleh Bisnis, Rabu (19/6/2024).
Ivan menjelaskan bahwa saat ini Akseleran menjalin kerja sama channeling dengan beberapa bank, termasuk Bank OCBC, Bank J Trust, Bank Mandiri, Bank BRI, dan Bank Raya.
Untuk mempertahankan channeling dengan pihak bank, Akseleran menerapkan beberapa strategi, seperti terus membangun rekam jejak sebagai platform fintech P2P lending yang terpercaya dan memberikan ketenangan bagi lender.
Menurut Ivan, hal ini dilakukan dengan penilaian kredit yang cermat, sehingga tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perseroan tetap rendah.
Tingkat keberhasilan kredit di atas 90 hari (TKB90) di platform Akseleran mencapai 99,46%, yang berarti tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) hanya 0,54%. Angka ini jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tidak lebih dari 5%.
"Kami konsisten di bawah 1% [TWP90] selama empat tahun terakhir sejak Covid-19, dan saat ini besarnya 0,54%," kata Ivan.
Berdasarkan data OJK, pembiayaan perbankan kepada lembaga keuangan non-bank swasta, termasuk fintech, masih tergolong rendah, dengan porsi hanya berkisar 4-5%, dan sekitar separuhnya kepada perusahaan pembiayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel