Berbekal Loyalitas Nasabah, Bank Bumi Arta (BNBA) Besutan Ajaib 'Pede' Jaga Likuiditas

Bisnis.com,20 Jun 2024, 05:35 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Ilustrasi likuiditas bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) yang dikendalikan oleh PT Takjub Financial Teknologi atau lebih dikenal sebagai startup Ajaib optimistis mampu menjaga kemampuan likuiditasnya di tengah tren suku bunga tinggi.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Keuangan Bank Bumi Arta Edwin Suryahusada mengatakan Bank Bumi Arta merupakan bank lama. Bank yang kini dimiliki Ajaib dengan porsi kepemilikan 33,45% ini didirikan sejak 1967. 

Bank pun bisa bertahan di tengah sederet tantangan, seperti krisis moneter, krisis keuangan 2008, serta krisis pandemi Covid-19. Alhasil, Bank Bumi Arta kini memiliki nasabah yang loyal.

"Jadi untuk likuiditas, kami bisa menjaganya karena punya nasabah yang loyal, mengingat reputasi kami. Bank kan masalah trust, kami konstan aktif memastikan agar nasabah nyaman taruh dananya di pihak kami," ujar Edwin dalam public expose pada Rabu (19/6/2024).

Berdasarkan laporan keuangannya, likuiditas bank dilihat dari rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit rasio/LDR) mencapai level 76,72% per Maret 2024.

Bank Bumi Arta telah meraup simpanan dari nasabah atau DPK sebesar Rp5,07 triliun per Maret 2024, naik 9,71% secara tahunan (year on year/yoy). Raupan simpanan bank mampu menopang penyaluran kredit sebesar Rp3,89 triliun. 

Adapun, Bank Bumi Arta telah mencatatkan aset sebesar Rp8,41 triliun, naik 6,86% yoy.

Hingga Maret 2024, Bank Bumi Arta telah meraup laba bersih Rp29,15 miliar, naik 264,37% yoy.

Sebagaimana diketahui, likuiditas menjadi tantangan bank seiring dengan tren bunga tinggi. Bank Indonesia (BI) memang telah memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI Rate 25 basis poin (bps) dari level 6% ke level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024. Kenaikan tersebut merupakan yang pertama kali sejak Oktober 2023. 

Adapun, dalam RDG terbaru periode 21-22 Mei 2024, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 6,25%. 

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga mengatakan naiknya suku bunga acuan memang akan memengaruhi likuiditas perbankan, termasuk pola bank dalam meraup pendanaan. 

"Strategi yang akan diambil bank adalah dengan meningkatkan layanan serta memberikan stimulus untuk menarik nasabah dalam meraup CASA [current account saving account/dana murah] di bank, seperti pemberian hadiah undian bagi nasabah," katanya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini