Harga Kopi Arabika di Pasar New York, AS Meroket sejak Bulan Lalu

Bisnis.com,22 Jun 2024, 17:25 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Ilustrasi kopi/Kemenparekraf

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai kontrak berjangka kopi arabika mencatatkan lonjakan tertinggi sejak akhir Mei 2024 di pasar New York, Amerika Serikat (AS). Kenaikan terjadi menjelang masa akhir kontrak pada Juli 2024.

Mengutip Bloomberg, lonjakan nilai kontrak berjangka kopi arabika dibarengi premi untuk pasokan cepat yang mencapai level tertinggi selama lebih dari satu bulan.

Lonjakan terjadi pada pemberitahuan pertama yang jatuh pada Kamis pekan ini, ketika pemegang kontrak berjangka menginformasikan mitra mereka tentang rencana mengakses pengiriman fisik yang bertentangan dengan akad.

“Kondisi ini mendorong beberapa pedagang untuk menutup short position, bersamaan dengan momentum nilai kontrak yang beredar sesuai dengan masa berlaku terbilang rendah,” demikian dilansir Bloomberg, Sabtu (22/6/2024).

Sekadar informasi, short position merupakan teknik perdagangan di mana investor menjual sekuritas dengan rencana untuk membelinya pada masa yang akan datang.

Tercatat, kopi arabika berjangka paling aktif mengalami lonjakan tertinggi mencapai 4,4%. Adapun, perbedaan kunci antara kontrak berjangka Juli dan September baru-baru ini bergeser dari diskon menjadi premium.

Lebih jauh, Presiden cazarini Trading Co. Thiago Cazarini mengungkapkan para investor kopi arabika berjangka juga sedang mengamati cuaca di negara produsen terbesar, Brasil

Kekeringan dan suhu rendah selama musim dingin di negara tersebut dikatakan berpotensi meningkatkan kekhawatiran terhadap pasokan di masa depan dan ketidakstabilan bahan bakar.

Sementara itu, cuaca panas dan kering di Vietnam juga memicu kekhawatiran mengenai panen berikutnya di negara pengekspor biji kopi robusta terbesar di dunia sebagai varietas yang digunakan dalam kopi instan.

Beberapa waktu mendatang, Vietnam diperkirakan bakal memasuki masa hujan lebat dalam skala kecil, sehingga hanya daerah-daerah tertentu akan mengalami masa panen dengan intensitas tidak signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini