Bisnis.com, BANDUNG — Penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash mencatatkan tingkat kredit bermasalah dengan rasio tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP) dalam platform sebesar 6,8% per 23 Juni 2024.
Hal tersebut menunjukan tingginya tingkat kelalaian penyelesaian kewajiban kepada lender, yang mana ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak lebih dari 5%. Sementara itu tingkat keberhasilan di atas 90 hari (TKB90) pada platform mencapai 93,2%.
Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan mengungkap tingginya kredit bermasalah tersebut lantaran tidak sedikit peminjam (borrower) yang bisnisnya terdampak tahun ini.
“Tahun ini bukan tahun yang mudah. Misalnya saja motor yang paling common [umum] di Indonesia, orang punya motor itu kan wajar dan dipakai daily, itu pun enggak tumbuh. Nah industri yang kami danai kan ada F&B [food and beverages], ada otomotif, dan logistik itu terkena [dampak],” kata Indra ditemui usai Workshop Astra Financial di Bandung, Jawa Barat Sabtu (22/6/2024).
Diketahui, portofolio pinjaman Maucash paling banyak adalah ke sektor produktif di mana dapat mencapai 85%. Sementara 15% lainnya merupakan pembiayaan konsumtif.
Lebih lanjut, Indra mengungkap untuk menekan angka kredit macet pihaknya turut memberikan relaksasi bagi para peminjam. Relaksasi tersebut antara lain dengan restrukturisasi di mana peminjam diberikan perpanjangan jangka waktu kredit.
“Ada beberapa melakukan rescheduling bayar, restructuring, itu pasti,” katanya.
Meskipun angkanya sudah mencapai di atas 5%, Indra memastikan bahwa masalah kredit macet tersebut sejauh ini masih bisa tertangani.
Di sisi lain untuk terus meningkatkan penyaluran kredit perseroan, ada beberapa pangsa pasar yang ingin dibidik Maucash. Adapun beberapa di antaranya yakni di bidang agrikultur, ekonomi kreatif, perhotelan, dan IT service.
“Ada empat, itu yang industri yang ingin kami kejar tahun ini,” ungkapnya.
Adapun, Maucash menargetkan peningkatan penyaluran kredit hingga 23% pada tahun ini. Pada 2023, fintech P2P lending di bawah Astra Financial itu menyalurkan pinjaman lebih dari Rp4,8 triliun, di mana meningkat sekitar 20% dibandingkan pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel