Bisnis.com, JAKARTA – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini, Senin (24/6/2024), mengalami penguatan setelah pemerintah meluruskan persepsi pasar terkait kesinambungan fiskal ke depan.
Destry menyampaikan bahwa salah satu faktor domestik yang mempengaruhi nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir adalah karena adanya persepsi tersebut di pasar.
“Alhamdulillah yang pagi tadi sudah di-clear-kan dengan adanya konferensi pers antara wakil dari pemerintahan sekarang dan pemerintahan yang akan datang, dan dampaknya kita lihat cukup signifikan,” katanya dalam rapat kerja di Komisi XI DPR RI, Senin (24/6/2024).
Destry menyampaikan setelah adanya kepastian terkait arah pengelolaan fiskal ke depan, pasar terlihat lebih tenang. Dia mengatakan bahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menguat lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang negara-negara berkembang lainnya.
Namun demikian, Destry menilai bahwa menjaga persepsi atau sentimen yang muncul di pasar ke depan, serta meyakinkan rupiah akan menguat berdasarkan fundamentalnya, masih menjadi tugas bersama dari BI dan kementerian/lembaga (K/L).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akhirnya ditutup menguat pada Senin (24/6/2024) dan menyentuh level Rp16.394. Penguatan rupiah terjadi di tengah pergerakan greenback yang melemah.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 56 poin atau 0,34% menuju level Rp16.394 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menurun 0,12% ke posisi 105,67.
Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup menguat. Yen Jepang, misalnya menguat sebesar 0,02%, lalu rupee India mencapai 0,05%, dan ringgit Malaysia 0,01%. Sementara itu, peso Filipina serta baht Thailand menguat 0,02% dan 0,20%.
Konsolidasi Sri Mulyani dan Utusan Prabowo
Sebagaimana diketahui, pada konferensi pers Senin pagi (24/6/2024), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintahan mendatang telah berkomitmen menjaga defisit APBN di bawah 3% dari PDB.
Konferensi pers tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran Thomas Djiwandono.
“Kami sudah menyampaikan juga kepada presiden terpilih Bapak Prabowo dan beliau juga memberikan keyakinan arahan bahwa beliau commit defisit di bawah 3%,” kata Sri Mulyani.
Terkait hal itu, Panitia kerja antara Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah telah menyepakati defisit APBN pada 2025 akan berada pada kisaran 2,29% hingga 2,82% dari PDB.
Pada kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto juga telah menyetujui alokasi anggaran untuk program makan siang pada 2025 adalah sebesar Rp71 triliun. Program tersebut akan dijalankan secara bertahap hingga 2029.
“Bapak Prabowo telah menyampaikan beliau telah menyetujui program makanan bergizi gratis dilaksanakan secara bertahap,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel