Efek BI Rate Naik pada April 2024 Mulai Terlihat ke Bunga Deposito, Cicilan Makin Mahal?

Bisnis.com,24 Jun 2024, 10:30 WIB
Penulis: Arlina Laras & Fahmi Ahmad Burhan
Ilustrasi suku bunga perbankan/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga deposito perbankan mulai mengalami kenaikan usai Bank Indonesia (BI) mengerek bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps ke level 6,25% pada April 2024. Apakah hal ini akan ditransmisikan ke bunga kredit bank?

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) terbaru yang dirilis pada Jumat (21/6/2024), suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 1 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan, masing-masing sebesar 4,64%; 5,91%; dan 4,1% pada Mei 2024. Sementara, pada April 2024 masing-masing tercatat sebesar 4,62%; 5,88% dan 4,05%.

Dari sisi pelaku perbankan, Bank Central Asia (BCA) dan Bank Jago (ARTO) terpantau telah mengumumkan kenaikan bunga deposito masing-masing.

BCA telah melakukan penyesuaian deposito per 14 Juni 2024. Pada tenor 1 bulan dan 3 bulan terpantau terjadi kenaikkan pada suku bunga deposito BCA. Semula, bunga deposito rupiah BCA untuk tenor 1 bulan dengan nominal di bawah Rp2 miliar ditetapkan sebesar 2,5% menjadi 3%. Artinya, naik 50 basis poin (bps).

Sementara itu, simpanan dengan nominal di bawah Rp2 miliar untuk tenor 3 bulan, suku bunga yang semula ditetapkan sebesar 2,85%, kini menjadi 3,25% alias naik 40 bps.

Lalu, untuk tenor 1 bulan dengan nominal simpanan di atas Rp2 miliar menjadi 3,25%, naik 35 bps dari sebelumnya 2,9%. Begitu juga dengan keseluruhan tenor 3 bulan untuk simpanan di atas Rp2 miliar yang mengalami kenaikan 10 bps menjadi 3,25% dari sebelumnya 3,15%.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kenaikan suku bunga deposito sendiri mengikuti naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin per April 2024. "[Karena] BI Rate kan naik," ujarnya singkat saat dikonfirmasi Bisnis terkait alasan kenaikan bunga deposito BCA.

Senada, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn juga mengatakan perseroan memberikan tingkat suku bunga deposito dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas, situasi pasar, suku bunga Bank Indonesia, hingga kondisi perekonomian.

Menurutnya, langkah ini sejalan dengan tren pergerakan suku bunga Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Secara keseluruhan, saat ini suku bunga deposito IDR BCA bervariasi di kisaran 2,00%-3,25%, sesuai dengan tenor yang diambil.

“Sebagai informasi berkat pendanaan BCA didukung dana giro dan tabungan (CASA), BCA relatif mampu menjaga cost of funds secara keseluruhan,” katanya.

Bank lainnya yang telah mengumumkan suku bunga deposito adalah PT Bank Jago Tbk. (ARTO), yaitu sebesar 25 basis poin (bps) mulai 12 Juni 2024. Melansir dari situs resmi perusahaan, per 12 Juni 2024 terdapat penyesuaian atas suku bunga deposito bank digital, di mana untuk simpanan Rp1 juta hingga Rp49,99 juta suku bunga ditetapkan 4,25% per tahun.

Sementara, penyesuaian suku bunga deposito hingga 25 bps terjadi pada simpanan sebesar Rp50 juta hingga Rp99,99 juta yang menjadi 4,75% per tahun, dari semula 4,5%. Lalu, untuk simpanan Rp100 juta ke atas menjadi 5,25% per tahun dari sebelumnya 5%. Terakhir, Kantong Terkunci berada pada level 4,25%.

Head of Finance, Technology & Operations Supranoto Prajogo mengatakan dalam menetapkan suku bunga pihaknya mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk kebijakan suku bunga acuan dan kondisi industri perbankan. “Bank Jago melakukan penyesuaian suku bunga sebagai respons atas kenaikan suku bunga acuan,” katanya.

Meski demikian, kata Supranoto, penawaran bunga bukan menjadi satu-satunya faktor bagi nasabah untuk menggunakan perbankan digital, melainkan unique value proposition (UVP) juga menjadi strategi yang lebih berkelanjutan (sustainable) untuk bisnis perseroan.

Bagaimana dengan Suku Bunga Kredit?

Mengacu pada laporan yang sama, Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) terbaru, rerata tertimbang suku bunga kredit pada Mei 2024 atau satu bulan seusai BI Rate naik, tercatat sebesar 9,26% atau naik tipis dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 9,25% pada April 2024.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebutkan meskipun suku bunga simpanan naik, hal ini belum akandiikuti oleh kenaikan suku bunga kredit. “Kredit bunga belum naik,” ujarnya.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menambahkan sehubungan dengan pergerakan suku bunga kredit ke depan, BCA akan melihat dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum melakukan penyesuaian suku bunga, antara lain kondisi ekonomi dan bisnis, likuiditas, dan situasi pasar yang ada.

“Kami senantiasa menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko,” ungkap Hera.

Adapun, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan penyesuaian bunga deposito perbankan bisa disebabkan beberapa hal. Mulai dari kebijakan bank, bunga yang kurang kompetitif di pasar, hingga berkaitan soal perbankan yang memerlukan tambahan likuiditas.

Dia juga menyebut bahwa penyesuaian bunga dana bisa berdampak pada biaya dana yang pada akhirnya meningkatkan bunga kredit.

Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo menjelaskan secara umum kenaikan suku bunga acuan pada akhirnya akan mendorong kenaikan suku bunga kredit. Namun, transmisi ini biasanya tidak terjadi secara langsung dan membutuhkan waktu.

"Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecepatan transmisi, di antaranya kondisi likuiditas perbankan, permintaan dan penawaran kredit, dan elastisitas suku bunga kredit terhadap suku bunga acuan," jelasnya.

Sementara, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN masih melakukan pertimbangan terhadap kemungkinan penyesuaian suku bunga baik simpanan dan kredit di tengah BI Rate yang masih tertahan di level tinggi yakni 6,25%.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan nantinya penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan seberapa besar tekanan cost of fund (biaya dana). “[Saat ini] belum [ada penyesuaian]. Enggak tahu kalau bulan depan ya,” ujarnya kepada awak media di Jakarta, Jumat (21/6/2024).

Lebih lanjut, dia menyebut hal yang menarik adalah biaya dana perseroan per Mei 2024 yang turun lima basis poin. Hal ini lantaran adanya perpindahan dana mahal institusi ke sumber dana kelas menengah alias mid size.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan presentasi perusahaan, CoF BTN per Maret 2024 mencapai 4,2%, angka ini naik 60 basis poin (bps) dari periode yang sama tahun lalu yakni 3,6%. “Mudah-mudahan bisa turun lagi CoF walaupun kecil ya. [Jadi] kayaknya nggak perlu menaikkan suku bunga kredit lah, menurut saya,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini