Bisnis.com, JAKARTA – Simpanan nasabah korporasi kian moncer pada Mei 2024. Sayangnya, laju ini berlawanan arah dengan melambatnya pertumbuhan kredit di segmen korporasi.
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), penghimpunan DPK pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp8.427,8 triliun, tumbuh 8,5% secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya atau April 2024 8,1% yoy.
"Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi 20,2% yoy," tulis BI dalam laporannya pada Jumat (21/6/2024).
Laju DPK korporasi pada Mei 2024 ini terpantau lebih kencang dibandingkan April 2024 yang tumbuh 15,3%. Sementara itu, DPK perorangan tumbuh 1,9% yoy per Mei 2024, melambat dibandingkan April 2024 yang tumbuh 2,2%.
Pada laporan yang sama, pertumbuhan penyaluran kredit kepada debitur korporasi tercatat sebesar 15,9% yoy. Angka ini susut dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 17%.
Hal yang sama juga diikuti oleh kredit perorangan yang tumbuh 6,5% per Mei 2024, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,2%.
Adapun, kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Mei 2024 secara umum memang mengalami perlambatan, di mana kredit Mei 2024 tercatat sebesar Rp7.311,7 triliun, atau tumbuh 11,4% yoy setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 12,3% yoy.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan dengan menumpuknya simpanan korporasi menjadi tanda bahwa perusahaan sedang menahan ekspansi.
“Lalu, dampak dari kondisi tersebut, maka beban bunga yang dibayar bank dapat menjadi beban, terutama dengan perlambatan kredit korporasi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/6/2024).
Sebelumnya, dia menyebutkan tren kinerja kredit masih akan mengalami perlambatan hingga akhir tahun penyebabnya adalah kondisi geopolitik, suku bunga tinggi dan kondisi ekonomi serta daya beli yang belum sepenuhnya membaik.
“Isu lain bagi perbankan adalah terkait likuiditas yang perlu dijaga agar tetap baik,” ujarnya.
Senada, Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef Abdul Manap Pulungan juga menilai kredit di segmen korporasi memang belum tumbuh maksimal, lantaran masih tingginya giro korporasi di perbankan.
“Giro ini menjadi dana titipan korporasi ketika mereka ingin melakukan bisnis. [Giro] ini masih tinggi di atas total pertumbuhan DPK, artinya belum ada ekspansi yang cukup signifikan di korporasi,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Tercatat, per Mei 2024, pertumbuhan giro korporasi mencapai 18,9% dari bulan sebelumnya 15,8%, sementara total DPK hanya tumbuh 8,5% per Mei 2024. “Jadi, masih banyak dana menumpuk korporasi di perbankan,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel