Bisnis.com, JAKARTA - Penyaluran kredit perbankan di Indonesia diproyeksi masih akan tumbuh moncer di tengah tekanan tingginya suku bunga acuan dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung. Kencangnya bisnis pinjaman ini terdorong pertumbuhan ekonomi yang kuat serta pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Proyeksi ini disampaikan oleh Senior Investment Strategist DBS Bank Joanne GOH. DBS sendiri adalah bank dengan laba dan kapitalisasi terbesar di Asia Tenggara. Bank ini merupakan BUMN Singapura lewat Temasek. mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di level 5%, memerlukan ekspansi kredit yang signifikan yang didukung oleh bank-bank swasta di Indonesia.
“Kami memperkirakan bahwa pasca pemilihan presiden, ekonomi akan stabil, dan aktivitas ekonomi akan pulih, terutama menjelang akhir tahun setelah pelantikan presiden,” ujarnya dalam Media Briefing DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights, Senin (24/6/2024)
Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan pertumbuhan kredit yang kuat dan pemulihan aktivitas ekonomi.
Lebih lanjut, kata Joanne, dukungan pemerintah yang berkelanjutan pascakepresidenan baru, termasuk pemindahan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dan berbagai program stimulus serta program dukungan dalam hal belanja konsumen juga harus dilanjutkan.
“Hal ini akan membuat perekonomian akan cukup tangguh dan kredit perbankan akan tumbuh,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI) penyaluran kredit pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp7.311,7 triliun, atau tumbuh 11,4% yoy setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 12,3% yoy.
Perkembangan kredit terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit kepada debitur korporasi sebesar 15,9% yoy dan kredit perorangan 6,5% yoy.
Bila dilihat secara jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada Mei 2024 dipengaruhi oleh perkembangan kredit modal kerja, kredit investasi maupun kredit konsumsi.
Kredit modal kerja (KMK) pada Mei 2024 tumbuh 10,8% yoy, setelah tumbuh sebesar 12,4% yoy pada bulan sebelumnya. Perkembangan KMK bersumber dari pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan.
Selanjutnya, Kredit investasi (KI) pada Mei 2024 tumbuh sebesar 13,8% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 14,6% yoy terutama bersumber dari sektor industri pengolahan dan sejenisnya serta sektor listrik, gas dan air bersih.
Sementara itu, kredit konsumsi (KK) tumbuh sebesar 10,1% pada Mei 2024, relatif stabil dengan pertumbuhan April 2024 yaitu 10% terutama didorong oleh perkembangan kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit multiguna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel