LPS Surati Bank Digital yang Tawarkan Bunga Tinggi, Ada Apa?

Bisnis.com,25 Jun 2024, 17:37 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers pada Selasa (30/1/2024)/Tangkapan layar Youtube

Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyurati sejumlah bank digital yang memberikan penawaran bunga deposito tinggi hingga tembus 9%.

Tercatat, sejumlah bank digital memberikan bunga simpanan, termasuk deposito tinggi di atas tingkat bunga penjaminan LPS.

Bank digital milik Sea Group PT Bank Seabank Indonesia, misalnya menawarkan produk deposito dengan suku bunga mencapai 6% per tahun.

PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC menawarkan bunga deposito tembus 8% per tahun. PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) menawarkan produk simpanan dengan suku bunga tinggi hingga 8,75% per tahun. 

Bahkan, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) menawarkan produk simpanan dengan suku bunga tinggi mencapai 9% per tahun.

Sementara, LPS telah menetapkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah pada bank umum 4,25%. Artinya, simpanan nasabah di bank tersebut tidak dijamin LPS.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan seiring dengan adanya penawaran suku bunga simpanan bank di atas tingkat bunga penjaminan, LPS pun menyurati bank-bank tersebut.

"Kamu sudah surati ke bank-bank itu. Kami minta memberikan informasi ke masyarakat, ini agar fair. Saat memberikan bunga simpanan lebih tinggi harus transparan ke masyarakat," ujarnya dalam rapat kerja Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan Komisi XI DPR RI pada Selasa (25/6/2024).

LPS meminta perbankan harus memberikan pengumuman terkait program penjaminan simpanan LPS, termasuk tingkat bunga yang bisa dijamin LPS.

"Kami juga survei, setiap bank yang tidak memenuhi ketentuan itu [transparansi program penjaminan LPS], kami kerja sama dengan OJK [Otoritas Jasa Keuangan], nanti OJK agar menegur mereka," ujar Purbaya.

Sebelumnya, Purbaya mengatakan alasan sejumlah bank menawarkan suku bunga tinggi di atas bunga penjaminan LPS karena berkaitan dengan persaingan.

"Karena kompetisi, mereka memberikan iming-iming dengan bunga simpanan tinggi, atau karena perkembangan likuiditas bank beda-beda dia akan naikan ke kondisi tertentu," katanya dalam acara Konferensi Pers Penetapan Tingkat Suku Bunga Penjaminan LPS pada awal tahun ini (30/1/2024).

Selain itu, alasan penerapan suku bunga simpanan bank digital tinggi adalah karena tujuan penghimpunan dana untuk menopang ekspansi kredit yang lebih masif. "Jadi, kompetisi dan ekspansi bisnis menginginkan itu terjadi," tuturnya. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae juga mengatakan berkaitan dengan dana yang tidak dijamin LPS di produk simpanan berbunga tinggi, OJK senantiasa mendorong penerapan pelindungan nasabah.

"Dalam hal transparansi, OJK mendorong perbankan untuk memberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang produk mereka, termasuk apakah suatu produk dijamin oleh LPS atau tidak," kata Dian dalam jawaban tertulis pada beberapa waktu lalu.

Kemudian, OJK mendorong edukasi konsumen. OJK menekankan pentingnya edukasi keuangan bagi nasabah agar calon nasabah dapat membuat keputusan yang informasi tentang produk keuangan yang mereka gunakan.

Lalu, terkait pengawasan dan regulasi, OJK memperketat regulasi dan pengawasan terhadap bank untuk memastikan mereka mematuhi standar keamanan, keadilan, dan transparansi dalam menawarkan produk dan layanan digital.

Selain itu, dalam hal perlindungan data, OJK memastikan bahwa bank mengimplementasikan praktik perlindungan data pribadi nasabah dan transaksi keuangan sesuai standar yang berlaku.

Sebelumnya, Presiden Direktur SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan meski memiliki bunga simpanan tinggi, namun nasabah memiliki pertimbangan lain dalam menyimpan dananya di bank digital.

"Mereka [nasabah] lebih mementingkan fee transfer, bunga tidak begitu memperhatikan. Tapi kalau fee transfer kena ya itu berdampak," katanya. 

Presiden Direktur Krom Bank Indonesia Anton Hermawan mengatakan bank telah memberikan bunga simpanan tinggi untuk menarik minat nasabah.

“Untuk tetap bisa mengakuisisi pengguna, Krom [melakukan] diferensiasi produk dan layanan, Krom Bank menawarkan produk dan layanan yang berbeda dengan bank tradisional, seperti bunga tinggi, fitur fleksibel, dan edukasi keuangan,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan pada tahun ini, tren bunga tinggi bank digital masih akan terjadi, bahkan kondisi ini berlangsung hingga tiga tahun ke depan.

“Apalagi, tren perebutan dana di pasar makin ketat karena bank juga harus bersaing dengan surat utang pemerintah yang bunganya tinggi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini