Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perbankan mulai melakukan penyesuaian dengan mengerek suku bunga deposito alias simpanan berjangka usai BI Rate naik ke level 6,25% pada April 2024 dan masih bertahan hingga kini. Lantas, bagaimana kabar bunga kredit?
Mengacu pada laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) terbaru, rerata tertimbang suku bunga kredit pada Mei 2024 atau satu bulan seusai BI Rate naik, tercatat sebesar 9,26% atau naik tipis dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 9,25% pada April 2024.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan penyesuaian suku bunga kredit oleh perbankan diprediksi akan dilakukan secara bertahap.
“Bisa enam bulan [penyesuaian bunga kredit], karena kalau kelamaan mereka [bank] akan terkena beban cost of fund [biaya dana] dan jika tidak efisiensi proses yang lebih dalam, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) akan turun,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (27/6/2024).
Dari sisi pemain, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Lani Darmawan mengakui bahwa perseroan bakal melakukan penyesuaian terhadap suku bunga kredit dan simpanan.
“Penyesuaian dilakukan on going. Mayoritas kami melihat market pricing condition,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (27/6/2024).
Beberapa waktu lalu, dirinya juga menyebut NIM yang tertekan masih menjadi tantangan perseroan, sehingga pihaknya berharap suku bunga bisa secara bertahap turun. “Agar biaya dana [CoF] bisa turun dan bunga kredit juga lebih terjangkau,” ujarnya.
Tercatat, NIM CIMB Niaga susut 55 basis poin (bps) menjadi 3,97% per Maret 2024 dari periode yang sama tahun lalu 4,52%.
Senada, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN nampaknya masih menimbang keputusannya untuk melakukan penyesuaian suku bunga kredit serta simpanan.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan nantinya penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan seberapa besar tekanan cost of fund (biaya dana).
“[Saat ini] belum [ada penyesuaian]. Enggak tahu kalau bulan depan ya,” ujarnya kepada awak media di Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Sementara, dari kelompok bank jumbo swasta, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebutkan meski suku bunga simpanan naik, hal ini belum akan diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit. “Kredit bunga belum naik,” ujarnya.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menambahkan sehubungan dengan pergerakan suku bunga kredit ke depan, BCA akan melihat dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum melakukan penyesuaian suku bunga, antara lain kondisi ekonomi dan bisnis, likuiditas, dan situasi pasar yang ada.
“Kami senantiasa menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko,” ungkap Hera.
Di sisi lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melaporkan bahwa dalam praktiknya penyesuaian suku bunga pinjaman maupun simpanan tentunya akan bergantung pada kondisi likuiditas masing-masing perbankan.
“[Tentunya] dengan mempertimbangkan strategi pengembangan usaha dan kondisi eksternal, termasuk perhitungan pada tren suku bunga di pasar dan suku bunga acuan,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman beberapa waktu lalu.
Kenaikan Suku Bunga Deposito
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) terbaru yang dirilis pekan lalu (21/6/2024), suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 1 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan, masing-masing sebesar 4,64%; 5,91%; dan 4,1% pada Mei 2024. Sementara, pada April 2024 masing-masing tercatat sebesar 4,62%; 5,88% dan 4,05%.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan naiknya suku bunga acuan di beberapa bank dilakukan demi menjaga uang nasabah agar tidak ‘kabur’.
“Karena tuntutan deposan yang uangnya besar, dan [bank] menjaga untuk stay, mau tidak mau, bank harus menyesuaikan bunga deposito,” ucapnya kepada Bisnis.
Dari sisi pelaku perbankan, Bank Central Asia (BCA) dan Bank Jago (ARTO) terpantau telah mengumumkan kenaikan bunga deposito masing-masing.
BCA telah melakukan penyesuaian deposito per 14 Juni 2024. Pada tenor 1 bulan dan 3 bulan terpantau terjadi kenaikkan pada suku bunga deposito BCA.
Semula, bunga deposito rupiah BCA untuk tenor 1 bulan dengan nominal di bawah Rp2 miliar ditetapkan sebesar 2,5% menjadi 3%. Artinya, naik 50 basis poin (bps).
Sementara itu, simpanan dengan nominal di bawah Rp2 miliar untuk tenor 3 bulan, suku bunga yang semula ditetapkan sebesar 2,85%, kini menjadi 3,25% alias naik 40 bps.
Lalu, untuk tenor 1 bulan dengan nominal simpanan di atas Rp2 miliar menjadi 3,25%, naik 35 bps dari sebelumnya 2,9%.
Begitu juga dengan keseluruhan tenor 3 bulan untuk simpanan di atas Rp2 miliar yang mengalami kenaikan 10 bps menjadi 3,25% dari sebelumnya 3,15%.
Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kenaikan suku bunga deposito sendiri mengikuti naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin per April 2024.
"[Karena] BI Rate kan naik," ujarnya singkat saat dikonfirmasi Bisnis terkait alasan kenaikan bunga deposito BCA.
Serupa, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn juga mengatakan perseroan memberikan tingkat suku bunga deposito dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas, situasi pasar, suku bunga Bank Indonesia, hingga kondisi perekonomian.
Menurutnya, langkah ini sejalan dengan tren pergerakan suku bunga Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Bank lainnya yang telah mengumumkan suku bunga deposito adalah PT Bank Jago Tbk. (ARTO), yaitu sebesar 25 basis poin (bps) mulai 12 Juni 2024.
Melansir dari situs resmi perusahaan, per 12 Juni 2024 terdapat penyesuaian atas suku bunga deposito bank digital, di mana untuk simpanan Rp1 juta hingga Rp49,99 juta suku bunga ditetapkan 4,25% per tahun.
Sementara, penyesuaian suku bunga deposito hingga 25 bps terjadi pada simpanan sebesar Rp50 juta hingga Rp99,99 juta yang menjadi 4,75% per tahun, dari semula 4,5%.
Lalu, untuk simpanan Rp100 juta ke atas menjadi 5,25% per tahun dari sebelumnya 5%. Terakhir, Kantong Terkunci berada pada level 4,25%.
Head of Finance, Technology & Operations Supranoto Prajogo mengatakan dalam menetapkan suku bunga pihaknya mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk kebijakan suku bunga acuan dan kondisi industri perbankan.
“Bank Jago melakukan penyesuaian suku bunga sebagai respons atas kenaikan suku bunga acuan,” katanya pada Bisnis.
Meski demikian, kata Supranoto, penawaran bunga bukan menjadi satu-satunya faktor bagi nasabah untuk menggunakan perbankan digital, melainkan unique value proposition (UVP) juga menjadi strategi yang lebih berkelanjutan (sustainable) untuk bisnis perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel