UKM Banyak Pakai E-Commerce hingga Bank Digital, tapi Literasi Rendah

Bisnis.com,28 Jun 2024, 09:07 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Ilustrasi transaksi e-commerce./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Studi dari Mastercard Center for Inclusive Growth yang bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia dan 60 Decibels menunjukan bahwa sudah banyak usaha mikro kecil (UMK) yang memakai platform digital seperti e-commerce hingga bank digital. Namun, literasi digitalnya masih minim.

Studi berjudul Small Business Barometer Report itu dilakukan dengan mewawancarai 835 usaha kecil, terbagi secara merata di daerah perkotaan dan pedesaan sejak November 2023 hingga Januari 2024.

Studi secara khusus menargetkan usaha mikro yang didefinisikan sebagai usaha dengan satu hingga empat karyawan serta usaha kecil yang didefinisikan sebagai usaha dengan lima hingga 19 karyawan.

Sejumlah usaha mikro dan kecil yang diwawancarai berasal dari sektor makanan dan minuman, mode, kerajinan non-mebel, serta sektor yang berkaitan dengan pariwisata.

Studi tersebut bertujuan mengidentifikasi tiga tantangan utama yang menghambat pertumbuhan UMK di Indonesia, yaitu kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit.

Hasil studi menunjukan pemilik usaha kecil sangat antusias dan sadar akan manfaat perangkat digital. Sebanyak dua pertiga UMK menggunakan perangkat digital. Ada 46% UMK memakai platform e-commerce dan 34% memakai e-wallet atau bank digital.

Bahkan, sebanyak 81% dari pelaku usaha menyadari pentingnya peran perangkat digital untuk pertumbuhan bisnis mereka di masa depan. Hanya saja, studi mencatat UMK menghadapi tantangan yang berat, yaitu kurangnya literasi digital untuk menggunakan perangkat tersebut secara maksimal. 

Sebanyak 64% dari pelaku UMK mengaku tidak mengetahui perangkat mana yang cocok untuk kebutuhan spesifik mereka. Sebanyak 38% pemilik UMK juga menganggap rendahnya literasi digital sebagai alasan yang menghambat pemanfaatan teknologi di bisnis mereka.

Lalu, ada 35% pelaku UMK yang ragu akan teknologi yang perlu diadopsi. Kemudian, 31% pelaku UMK menyebut biaya investasi teknologi terlalu tinggi jadi tantangan. 

Vice President, Social Impact, Asia Pacific, Mastercard Center for Inclusive Growth Subhashini Chandran menyatakan kondisi tersebut sejalan dengan temuan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang menunjukkan bahwa skor indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,54 dari 5 pada 2022.

Alhasil, terdapat kesenjangan antara kesadaran akan kebutuhan perangkat digital dan kurangnya keterampilan yang dibutuhkan untuk menggunakannya secara efektif. 

"Kondisi itu juga membuat Mastercard berupaya terus berperan sebagai katalis penting bagi digitalisasi serta akses terhadap kredit dan pasar bagi usaha kecil di Indonesia," kata Subhashini dalam keterangan tertulis pada Kamis (27/6/2024).

Menurutnya, sejak 2017 Mastercard telah mendukung lebih dari 1,8 juta usaha kecil untuk mempercepat akses terhadap produk finansial dan solusi digital melalui pelatihan, pendampingan, serta konten edukasi yang mudah dipahami. Mastercard pun menjalkankan inisiatif pemberdayaan usaha kecil seperti Mastercard Strive dan Mastercard Academy 2.0. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini