Freeport Diminta Bangun Smelter di Papua, Dekat Industri Petrokimia

Bisnis.com,30 Jun 2024, 15:49 WIB
Penulis: Lukman Nur Hakim
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meminta PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk kembali membangun smelter baru di Fakfak, Papua Barat

Adapun, pembangunan fasilitas pemurnian konsentrat tembaga tersebut menjadi syarat yang harus dipenuhi Freeport agar bisa mendapatkan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) selepas 2041.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, pembangunan smelter ketiga Freeport di Fakfak bertujuan agar dapat terpusat bersama dengan industri yang lain.

"Iya kan supaya tersentral, kan di Fakfak itu ada industri petrokimia pupuk bangun di situ," kata Arifin di Gedung Migas dikutip, Minggu (30/6/2024).

Arifin mengatakan, pembangunan ini dapat terealisasikan jika kebutuhan pasokan konsentrat tembaga dari PTFI mencukupi.

“Kan jalan kalau ada konsentratnya,” ujarnya.

Adapun, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa rencana pembangunan smelter ketiga Freeport di Fakfak, Papua Barat masih akan dikaji. 

Adapun, saat ini PTFI sudah membangun dua pabrik pemurnian atau smelter konsentrat tembaga, yaitu PT Smelting dan Smelter Manyar di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Kedua smelter ini memiliki kapasitas input 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga.

“Setelah ini [peresmian Smelter Manyar] kami akan melakukan proses pembicaraan untuk perpanjangan [IUPK] dan setelah kita sepakati untuk proses perpanjangan Freeport, salah satu syaratnya itu, mereka juga langsung untuk membangun smelter yang ada di Fakfak," kata Bahlil saat ditemui di JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024).

Politikus Partai Golkar ini mengatakan, saat ini Freeport akan mulai melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk pembangunan smelter di Papua. Mengenai gambaran rencana pembangunan hingga waktu pembangunan, kata Bahlil, akan dibahas setelah pemerintah menandatangani perpanjangan IUPK Freeport. 

Namun, Bahlil memperkirakan nantinya kapasitas smelter di Papua tidak akan sebesar kapasitas smelter di Gresik.

"Tapi kapasitas produksinya kan tidak sebesar ini [Smelter Manyar] ya, palingan 700.000-800.000 ton," kata Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini