Bisnis.com, JAKARTA – Terdapat 773 kantor bank yang tutup dalam kurun waktu setahun. Sementara, jumlah mesin ATM pun kian berguguran.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang baru-baru ini dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat 24.209 kantor bank di Indonesia per April 2024. Jumlahnya susut sebanyak 773 kantor dalam setahun atau dibandingkan jumlah kantor bank per April 2023 sebanyak 24.982.
Sementara itu, terdapat 67 kantor bank yang tutup dalam kurun waktu empat bulan atau dibandingkan Desember 2023 sebanyak 24.276. Lalu, dalam sebulan ada 34 kantor bank yang tutup atau dibandingkan Maret 2024 sebanyak 24.243.
Jumlah kantor cabang bank di Indonesia pun kian susut. Per April 2024, terdapat 3.421 kantor cabang bank, susut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 3.450 kantor cabang.
Tak hanya kantor cabang, bank pun mencatatkan penurunan jumlah mesin ATM. Berdasarkan data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis OJK, jumlah ATM, CDM, dan CRM di Indonesia pada akhir 2023 mencapai 91.412 unit. Jumlahnya menyusut 2.604 unit dalam setahun, atau dibandingkan akhir 2022 sebanyak 94.016 unit.
Penyusutan jumlah kantor bank dan mesin ATM-nya terjadi seiring dengan pesatnya digitalisasi di industri perbankan. Bank Indonesia mencatat, transaksi digital banking mencapai Rp5.570,49 triliun, naik 10,28% yoy.
Kemudian, transaksi uang elektronik naik 35,24% yoy menjadi Rp92,79 triliun. Transaksi QRIS tumbuh 213,31% yoy pada Mei 2024. Jumlah pengguna QRIS mencapai 49,7 juta dengan jumlah merchant 32,25 juta.
"Transaksi ekonomi keuangan digital kuat didukung sistem pembayaran yang aman, lancar dan andal," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers pada beberapa waktu lalu.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga mengatakan penurunan jumlah kantor bank serta mesin ATM menunjukkan layanan tersebut tidak lagi menguntungkan bagi bank.
"Kantor cabang bank semakin kurang menguntungkan bagi bank atau beban pengelolaan cabang tidak sebanding dengan pendapatan atau benefit dari keberadaan cabang itu," ujar Trioksa kepada Bisnis pada Senin (27/5/2024).
Selain itu, terjadi digitalisasi sistem perbankan yang membuat masyarakat lebih fleksibel dalam melakukan aktivitas keuangan. "Jadi, tiidak perlu datang ke kantor cabang. Tren ke depan juga masih tetap akan terjadi penurunan [jumlah kantor bank]," jelas Trioksa.
Sejumlah bank pun mencatatkan penurunan jumlah kantor dan mesin ATM-nya. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mencatatkan penyusutan jumlah kantor sebanyak 273 unit, atau dari 8.028 kantor pada Maret 2023 menjadi 7.755 kantor pada Maret 2024.
Di BRI pun terjadi penurunan jumlah ATM. Jaringan ATM turun 1.600 unit, dari 13.852 unit pada kuartal I/2023 menjadi 12.252 unit pada kuartal I/2024.
Direktur Retail Funding and Distribution BRI Andrijanto mengatakan memang terjadi perubahan perilaku nasabah yang sudah terbiasa dengan layanan digital perbankan. "Semakin terbiasanya masyarakat bertransaksi melalui layanan digital," kata Andri kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mencatatkan penurunan jumlah kantornya sebanyak 106 unit atau dari 2.348 kantor menjadi 2.242 kantor.
Jumlah ATM Bank Mandir juga susut sebanyak 131 unit secara tahunan, menjadi 12.910 unit pada kuartal I/2024 dibanding periode yang sama tahun lalu yakni 13.041 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel