Harga Bawang Merah Turun, Kota Malang Alami Deflasi pada Juni

Bisnis.com,01 Jul 2024, 18:22 WIB
Penulis: Choirul Anam
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MALANG—Kota Malang pada Juni 2024 terjadi deflasi month to month sebesar 0,36%, inflasi year to date sebesar 0,57%, dan inflasi year on year sebesar 2,02% yang utamanya disumbang  kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,37 %.

Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin mengatakan komoditas yang memberikan andil deflasi besar, yakni bawang merah, tomat, daging ayam ras, jeruk, bawang putih, telur ayam ras, cabai merah, beras, labu siam, dan pisang

“Pada Juni 2024, bawang merah dan bawang putih di Kota Malang tercatat mengalami penurunan harga jika dibandingkan bulan sebelumnya,” katanya, Senin (1/7/2024).

Bawang merah juga mengalami deflasi pada Juni 2023, meskipun tidak sedalam deflasi Juni 2024 yang sebesar 18,64%.

Sementara bawang putih mengalami deflasi terdalam dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, yakni sebesar 6,50% pada Juni 2024.

Penyumbang utama inflasi yoy pada Juni 2024, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,98%. Komoditas yang memberikan andil besar adalah beras, cabai merah dan gula pasir.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai deflasi Mei 2024 di Kota Malang terus berlanjut pada Juni. 

Menurutya, penurunan harga sejumlah komoditas pangan, khususnya beras, seiring dengan masuknya beras impor sebagai bagian menjaga stabilisasi harga pangan. 

Selain itu, kata dia, panen sejumlah komoditas seperti bawang merah dan bawang putih juga berdampak pada penuruan harga komoditas tersebut.

Momen lebarn Iduladha juga berdampak pada penurunan permintaan daging ayam ras dan telur ayam ras sehingga kedua komoditas tersebut memiliki andil besar terjadinya deflasi pada Juni. 

“Dengan deflasi ini semakin membuktikan bahwa laju inflasi di daerah sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga pangan,” ujarnya.

Oleh karena itu, dian menegaskan, upaya stabilisasi harga pangan yang terus berkelanjutan menjadi kunci dalam pengendalian inflasi. 

Disisi lain, manajemen stok pangan juga memegang perannan penting agar harga komoditas pangan tidak jatuh terlalu dalam sehingga pendaptan petani tetap terjaga.

“Pergudangan dan mekanisme resi gudang dapat berperan dalam menjaga stbalisasi harga pangan dan pendapatan petani,” ucap Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini