PT Inka Minta PMN Rp965 Miliar, Genjot Produksi di Pabrik Baru

Bisnis.com,01 Jul 2024, 22:30 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika & Maria Elena
Kegiatan pembuatan kereta Api di PT INKA (Persero) di Madiun, Jawa Timur, Selasa (15/1/2019)./Bisnis-Agne Yasa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp965 miliar tahun anggaran 2024 untuk pengadaan fasilitas pabrik baru perseroan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Direktur Utama Inka, Eko Purwanto, menjelaskan suntikan dana pemerintah tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan pabrik perusahaan di Banyuwangi. Dia menuturkan, akibat kurangnya saat ini pabrik di Banyuwangi tersebut belum beroperasi.

"Untuk perkembangan saat ini pabrik di Madiun beroperasi penuh dan di Banyuwangi belum beroperasi," kata Eko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta Senin (1/7/2024).

Eko menjelaskan, pengembangan pabrik Banyuwangi diperlukan karena perusahaan sedang mengalami kelebihan pesanan seiring dengan meningkatnya permintaan khususnya oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan anak perusahaannya. Di sisi lain, kapasitas produksi Inka saat ini belum mampu memenuhi lonjakan permintaan tersebut.

Dia menambahkan, jika PMN tersebut disetujui, Inka dapat memproduksi kereta api berpenggerak pada pabriknya Di Banyuwangi. Eko memproyeksikan, pabrik Inka di Banyuwangi dapat memproduksi 250 car per tahun.

Dia menuturkan, potensi pasar kereta berpenggerak ke depannya memang cukup besar. Namun, kapasitas produksi yang dimiliki perseroan saat ini terbatas.

Eko menuturkan, fokus investasi pada pabrik di Banyuwangi adalah pemenuhan 2 line kereta stainless steel serta test track sepanjang total 3 kilometer. Suntikan modal tersebut nantinya juga akan mendorong peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Selain itu, kami juga bisa meraih dan menyiapkan pasar yang lebih luas baik di dalam negeri maupun yang diekspor," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini