Bisnis.com, JAKARTA — Beberapa tahun sebelum krisis moneter 1997-1998 menimbulkan geger geden perekonomian Indonesia diikuti tumbangnya sejumlah konglomerasi, ramalan mengenai hal itu sudah menjadi buah bibir.
Awal 1990-an, banyak kerajaan bisnis melakukan diversifikasi sehingga menggoyang sektor utama yang dikuasainya. Pada sekitar waktu tersebut, Grup Bentoel yang membesarkan bisnis rokoknya, kena tulah akibat memperluas cakupan bisnis ke real estate. Ada pula Mantrust yang kuat di sektor pengolahan makanan, kemudian harus robih karena mendiversifikasi bisnis ke usaha biro travel.
Halaman utama Harian Bisnis Indonesia edisi Jumat, 3 Juli 1992 menyoroti ancaman ambruknya banyak konglomerat Indonesia. Hadi Satyagraha, yang saat itu merupakan pengajar di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI), mengggarisbawahi faktor terpenting penyebab ambruknya kelompok raksasa, yakni diversifikasi pada bidang yang tidak dikuasai.