Layanan BP Batam dan KEK NDP Tidak Terpengaruh Pembobolan PDNS 2

Bisnis.com,03 Jul 2024, 13:53 WIB
Penulis: Rifki Setiawan Lubis
KEK Nongsa Digital Park/Istimewa

Bisnis.com, BATAM - Musibah peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya oleh hacker Brain Chiper menimbulkan banyak kerugian dan menganggu layanan ratusan instansi pemerintah. 

Untungnya hal tersebut tidak berlaku di Batam. Badan Pengusahaan (BP) Batam dan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park (NDP) mengklaim tidak ada gangguan pada layanannya.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan Pusat Data Sistem Informasi (PDSI) tersinkronisasi dengan PDNS, namun memiliki protokoler keamanan yang berbeda.

"Secara instansi, tidak ada dampak secara langsung yang disebabkan gangguan PDNS 2 di Surabaya. Namun demikian, kejadian ini membuat BP Batam secara organisasi lebih sadar dalam melakukan peningkatan keamanan di PDSI," katanya, Rabu (3/7/2024).

Terpisah, Direktur PT Taman Resor Internet (Tamarin) selaku Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola KEK NDP, Peters Vincent mengatakan tidak ada gangguan di NDP akibat peretasan PDNS 2 Surabaya.

"Buat kita tidak ada masalah. Pengawasan disni bagus, ada alternatif storage juga," paparnya.

Meski begitu, pihaknya akan terus meningkatkan pengamanan, karena di KEK NDP akan segera dibangun Pusat Data Nasional (PDN) ke-2.

"Kalau menurut Kementerian Kominfo, proses cut and fill sudah selesai. Awal tahun 2025 sudah mulai pembangunan fisik," ungkapnya.

Menurut Peters, dari sembilan plot data center, delapan sudah terisi. Dan dari jumlah tersebut, tiga diantaranya sudah mulai melakukan pembangunan.

Kementerian Kominfo jadi pihak yang pertama, dan akan segera membangunnya tahun depan. Lalu ada pusat data dari Hong Kong, yang progresnya sudah capai 40%, dan terakhir dari Shanghai, Tiongkok yang segera beroperasi September mendatang.

Negeri jiran, Singapura juga telah membeli dua plot data center. Investasi yang akan mereka kucurkan untuk membangun data center 80 megawatt diyakini akan mencapai US$ 1 juta.(K65)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini