Prudential Ungkap Unit Link Saham Berbasis Dolar AS Catat Kinerja Tertinggi

Bisnis.com,07 Jul 2024, 23:15 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Ilustrasi gedung Prudential Indonesia. Dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan asuransi jiwa PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengungkap bahwa investasi unit link saham berbasis dolar Amerika Serikat (AS) masih mencatatkan kinerja tertinggi ketimbang rupiah.

Selama kuartal I/2024, produk unit link saham berbasis dolar AS perusahaan, PRULink US Dollar Global Technology Equity Fund menjadi subdana dengan kinerja tertinggi yakni +17,19%.

Karin Zulkarnaen, selaku Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, menyebut hal tersebut sejalan dengan kenaikan saham-saham sektor teknologi global selama periode Januari— Maret 2024. 

“Untuk subdana dengan penempatan di dalam negeri, PRULink Rupiah Value Discovery Equity Fund mampu mencatatkan kinerja positif sebesar +5,99%,” kata Karin saat dihubungi Bisnis pada Minggu (7/7/2024). 

Namun demikian, pada Mei 2024 kinerja PRUlink US Dollar Infrastructure Consumer Equity Fund (DICEF) secara year to date sedikit mengalami penurunan sejalan dengan kinerja indeks acuannya, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Adapun, DICEF merupakan subdana yang ditawarkan pada Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI), dengan strategi investasi pada saham dan efek bersifat ekuitas di sektor infrastruktur, konsumsi, serta sektor terkait lainnya.

Secara umum, lanjut Karin, penurunan pada kinerja DICEF tidak memberikan dampak signifikan pada kondisi perusahaan.

“Kinerja subdana saham yang dimiliki Prudential Indonesia [year-to-date Mei 2024], sejalan dengan kinerja yang terkoreksi pada pasar saham Indonesia [IHSG] pada periode tersebut,” katanya. 

Sementara pada Juni 2024, PRULink US Dollar Global Technology Equity Fund masih menjadi unit link saham tertinggi mencapai 27,71%.

Memasuki paruh kedua 2024, Karin melihat prospek unitlink berbasis saham sangat tergantung pada berbagai faktor antara lain pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga yang mempengaruhi kinerja pasar saham.

Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang diambil oleh pemerintah dan bank sentral juga berpengaruh. Ada juga faktor stabilitas politik yang mendukung iklim investasi yang kondusif, serta perkembangan ekonomi global, termasuk kondisi perdagangan internasional.

“Kinerja perusahaan-perusahaan [emiten], termasuk laporan keuangan, strategi bisnis, dan inovasi, yang berdampak pada harga saham perusahaan tersebut,” kata Karin. 

Faktor lainnya yakni persepsi dan ekspektasi investor pada kinerja perusahaan, sektor industri, dan ekonomi secara keseluruhan.

“Melihat faktor-faktor tersebut di atas, unitlink berbasis saham memiliki prospek jangka panjang yang positif meskipun ada potensi volatilitas dalam jangka pendek. Nasabah perlu selalu memantau kondisi ekonomi dan investasi, serta melakukan diversifikasi kelas aset sebagai upaya pengelolaan risiko,” ungkap Karin.

Karin pun mengakui produk PAYDI masih menjadi bagian penting bagi pendapatan Prudential Indonesia. Adapun hingga kuartal I/2024, Prudential Indonesia membukukan pendapatan premi dari unitlink sebesar Rp4,11 triliun. 

“Ini menunjukkan bahwa produk PAYDI berkontribusi sebesar 77% terhadap total pendapatan premi Prudential Indonesia pada periode tersebut,” katanya. 

Sementara, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat PAYDI berkontribusi sebesar 40,8% terhadap pendapatan premi industri asuransi jiwa sepanjang 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini