Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank digital menawarkan bunga simpanan tinggi, bahkan mencapai 10%, jauh di atas bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC misalnya, menawarkan bunga deposito hingga 8% per tahun, sedangkan PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) menawarkan bunga simpanan hingga 8,75% per tahun.
PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) memberikan bunga simpanan mencapai 9% per tahun, sementara PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) melalui Bank Saqu menawarkan bunga simpanan hingga 10%.
Bunga simpanan bank digital ini jauh melebihi tingkat bunga penjaminan LPS, yang menetapkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah pada bank umum sebesar 4,25%. Akibatnya, simpanan nasabah di bank tersebut tidak dijamin oleh LPS.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menjelaskan bahwa LPS tidak melarang bank menawarkan bunga simpanan di atas bunga penjaminan LPS. Menurutnya, ini merupakan bagian dari strategi bisnis bank-bank digital. Bank menawarkan suku bunga tinggi di atas bunga penjaminan LPS untuk bersaing dan menghimpun dana guna menopang ekspansi kredit yang lebih masif.
Meski demikian, LPS telah menyurati bank-bank tersebut agar memberikan informasi transparan kepada masyarakat tentang bunga simpanan tinggi mereka. "Kami meminta bank-bank itu untuk transparan kepada masyarakat tentang bunga simpanan tinggi yang mereka tawarkan," ujarnya dalam rapat kerja dengan DPR RI beberapa waktu lalu.
LPS juga meminta perbankan untuk memberikan pengumuman terkait program penjaminan simpanan LPS, termasuk tingkat bunga yang bisa dijamin oleh LPS. "Kami juga melakukan survei, dan setiap bank yang tidak memenuhi ketentuan transparansi program penjaminan LPS akan ditegur oleh OJK [Otoritas Jasa Keuangan]," tambah Purbaya.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan tren bunga tinggi bank digital akan terus berlanjut, bahkan hingga tiga tahun ke depan. "Tren perebutan dana di pasar semakin ketat karena bank juga harus bersaing dengan surat utang pemerintah yang bunganya tinggi," ujarnya kepada Bisnis.
Berikut Bunga Bank Digital per Juli 2024
1. Bank Saqu
Bank Saqu yang dimiliki oleh Astra Financial dan WeLab memiliki produk simpanan bernama Busposito. Produk ini memungkinkan pembukaan deposito bersama, yang semakin banyak pengikut maka tawaran bunga semakin tinggi. Di sini, bunga simpanan bisa mencapai 7%.
Selain itu, Bank Saqu menawarkan produk simpanan bernama Tabungmatic atau menabung otomatis dengan tawaran bunga tinggi maksimal 10%.
Head of Go To Market PT Bank Jasa Jakarta Marcella Pravinata menjelaskan di produk tersebut, uang kembalian dari setiap transaksi menggunakan QRIS di aplikasi Bank Saqu akan diubah menjadi tabungan yang disimpan di Saku Booster dengan insentif menabung sebesar 10% per tahun. Adapun, syarat dan ketentuan berlaku.
“Sistem kerjanya begini, misal nasabah beli kopi seharga Rp29.000, maka nasabah itu bisa pilih pembulatan Rp50.000. Jadi, Rp29.000 dipakai untuk kopi dan Rp21.000 masuk ke Tabungmatic yang juga disimpan di Saku Booster,” ujarnya.
2. Bank Amar
Bank Amar menawarkan produk simpanan dengan suku bunga tinggi mencapai 9% per tahun. Nasabah dapat menyetor dananya mulai dari Rp100.000.
Melansir dari situs resmi perusahaan, Bank Amar menawarkan rate berupa suku bunga deposito, di mana untuk tenor 1 bulan bunga yang ditawarkan mencapai 5,75% per tahun. Lalu untuk tenor 3 bulan mencapai 6% per tahun.
Selanjutnya, pada 6 bulan Bank Amar menawarkan bunga hingga 6,25%, sementara itu 12 bulan sebesar 7%. Kemudian, untuk tenor 18 bulan perseroan menawarkan 7,5%.
Lebih lanjut, apabila nasabah menyimpan dananya selama 24 bulan, maka Bank Amar menawarkan bunga hingga 8% per tahun, sedangkan untuk tenor 36 bulan mencapai 9% per tahun.
Senior Vice President Finance Amar Bank David Wirawan mengatakan Bank Amar memberikan bunga simpanan dengan menyesuaikan keinginan nasabah. "Kalau memang mereka mencarinya adalah interest hunter, kami kasihkan, ada caranya itu mendapatkan deposito 9%, namun mereka di-lock sampai 3 tahun," tuturnya.
Dalam kalkulasinya, apabila nasabah menyimpan dananya dengan nominal deposito Rp1 juta, dengan memilih opsi penyimpanan di deposito selama 3 tahun, estimasi saldo di akhir periode menjadi Rp1,27 juta.
Meski begitu, selain menawarkan bunga tinggi, Bank Amar memberikan opsi lain bagi nasabah. "Untuk teman-teman yang memang mencari security ada berangkas," katanya.
Bank Amar sendiri menawarkan produk tabungan dengan fitur proteksi mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yakni brangkas.
3. Krom Bank
Krom Bank menawarkan produk simpanan berupa deposito dengan bunga 8,75% per tahun. Dalam kalkulasi di situs resminya, apabila nasabah menyimpan simpanan dengan nominal Rp1 juta dengan tenor 6 bulan saja sudah mendapatkan bung 8% atau saldo menjadi Rp1,03 juta.
Adapun, dalam produk deposito berjangka, nasabah bisa menggunakan fitur untuk mengalokasikan dana sesuai tujuan jangka panjang, dengan memilih periode jatuh tempo sesuai rencana keuangan nasabah. Dalam satu akun, nasabah bisa membuat 20 deposito.
Presiden Direktur Krom Bank Indonesia Anton Hermawan mengatakan bank telah memberikan bunga simpanan tinggi guna menarik minat nasabah. “Untuk tetap bisa mengakuisisi pengguna, Krom [melakukan] diferensiasi produk dan layanan, Krom Bank menawarkan produk dan layanan yang berbeda dengan bank tradisional, seperti bunga tinggi, fitur fleksibel, dan edukasi keuangan,” ujarnya.
4. Bank Neo Commerce
Melansir dari situs resmi perusahaan, suku bunga deposito BNC belum berubah sejak 15 Oktober 2023. Nasabah bisa menempatkan dananya minimum Rp100.000.
Adapun, jangka waktu deposito beragam. Misal, deposito WOW 7 hari mendapatkan suku bunga 5,5% per tahun. Sementara WOW 1 bulan 6,5% per tahun, dan WOW 3 bulan 7% per tahun. Kemudian, suku bunga WOW 6 bulan mendapatkan imbal hasil 7,5% per tahun serta WOW 12 bulan mencapai 8% per tahun.
Berdasarkan kalkulasi di situs resminya, apabila nasabah menyimpan dana Rp1 juta dengan tenor 1 tahun, maka estimasi saldo pada akhir periode menjadi Rp1,08 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel