Bank Indonesia (BI) Catat Kinerja Manufaktur Indonesia Melambat pada Kuartal II/2024

Bisnis.com,18 Jul 2024, 20:39 WIB
Penulis: Maria Elena
Ilustrasi pabrik./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja lapangan usaha industri pengolahan pada kuartal II/2024 tercatat melemah meski masih berada pada area ekspansif.

Kinerja industri pengolahan tersebut tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia (BI) yang tercatat sebesar 51,97% pada kuartal II/2024, lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 52,8%.

Pertumbuhan PMI-BI pada kuartal II/2024 sejalan dengan perkembangan kegiatan lapangan usaha industri pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang berada pada fase ekspansi dengan saldo bersih tertimbang sebesar 1,65%, sedikit lebih rendah dari 1,71% pada kuartal I/2024.

“Berdasarkan komponen pembentuk PMI-BI, mayoritas komponen berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada volume produksi, diikuti volume persediaan barang jadi dan volume total pesanan,” kata Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi, Kamis (18/7/2024).

Jika dirincikan, komponen volume produksi pada kuartal II/2024 tercatat dengan indeks sebesar 53,56%, meski melambat dari 54,03% pada kuartal sebelumnya.

Mayoritas sublapangan usaha mencatatkan peningkatan yang menopang volume produksi, diantaranya industri mesin dan perlengkapan, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, serta industri barang galian bukan logam.

Sejumlah sublapangan usaha mencatatkan perlambatan terutama industri logam dasar, industri karet, barang dari karet dan plastik, serta industri kertas dan barang dari kertas, juga percetakan dan reproduksi media rekaman. 

Di sisi lain, sublapangan usaha yang masuk dalam zona kontraksi adalah industri furnitur, industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri kayu, barang dari kayu, gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.

Lebih lanjut, volume persediaan barang jadi pada kuartal II/2024 berada di zona ekspansi dengan indeks sebesar 53,13%, juga lebih rendah dari 54,97% pada kuartal sebelumnya.

Berdasarkan sublapangan usaha, Erwin mengatakan bahwa sebagian besar sublapangan usaha berada pada fase ekspansi dan menopang kinerja PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, diikuti industri pengolahan tembakau, serta industri Mesin dan perlengkapan. 

Pada kuartal III/2024, kinerja lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan kembali meningkat, tecermin dari PMI-BI yang tercatat sebesar 54,18%. 

Berdasarkan komponen pembentuknya, Erwin menambahkan, seluruh komponen diperkirakan meningkat dan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen volume produksi, diikuti volume persediaan barang jadi dan volume total pesanan. 

“Seluruh sublapangan usaha juga diperkirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada industri pengolahan tembakau, diikuti industri furnitur dan industri barang galian bukan logam,” jelas Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini