Indonesia Re Targetkan Laba Konsolidasi Rp67,54 Miliar pada Semester II/2024

Bisnis.com,20 Jul 2024, 03:07 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Peserta memperhatikan company profil BUMN reasuransi terbesar di Tanah Air dalam acara Indonesia Re International Conference 2023. / Bisnis - Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menargetkan laba tahun berjalan untuk konsolidasi sampai semester II/2024 nanti sebesar Rp67,54 miliar. Laba konsolidasi tersebut ditargetkan tumbuh 20,51% dari realisasi 2023 sebesar Rp56,04 miliar.

Sementara untuk laba tahun berjalan bukan konsolidasi sampai semester II/2024 nanti ditarget sebesar Rp34,19 miliar, atau tumbuh 22,44% dari realisasi 2023 sebesar Rp27,92 miliar.

Meski laba ditargetkan meningkat, Indonesia Re memproyeksi penurunan pendapatan premi pada semester II/2024 dibandingkan realisasi pada 2023.

"Target premi bruto konsolidasi sampai semester II/2024 sebesar Rp6,15 triliun, turun 4,72% dari realisasi 2023 sebesar Rp6,45 Triliun," kata Direktur Keuangan dan Aktuaria Indonesia Re, Maria Elvida Rita Dewi kepada Bisnis, Jumat (19/07/2024).

Sementara target premi bruto bukan konsolidasi sampai semester II/2024 sebesar Rp5,67 triliun. Angka itu turun 7,98% dari realisasi 2023 sebesar Rp6,16 triliun.

Adapun, capaian pendapatan premi bruto bukan konsolidasi Indonesia Re pada semester I/2024 ini mencapai Rp2,83 triliun, lebih tinggi dari capaian semester I/2023 senilai Rp2,53 triliun.

Sementara laba bukan konsolidasi Indonesia Re pada semester I/2024 mencapai Rp99,87 miliar, berbanding terbalik dari catatan kerugian Rp6,25 miliar pada semester I/2023.

Sementara itu, Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat membeberkan pihaknya memiliki 12 strategi unggulan untuk mengejar target peningkatan laba 20,51% pada semester II/2024. Satu di antaranya adalah strategi dalam pengelolaan investasi.

Investasi Indonesia Re bukan konsolidasi per semester I/2024 mencapai Rp7,10 triliun, naik dibanding capaian pada semester I/2023 sebesar Rp6,18 triliun. Penempatan investasi tersebut mayoritas berada di deposito berjangka dan surat berharga negara yang diterbitkan pemerintah.

"Pengelolaan investasi yang yang aktif dengan risiko yang terukur dengan mengacu pada prinsip-prinsip seperti prudent, compliance, risk based investment, portfolio optimization, dan sustainable investing dan ketentuan yang berlaku," kata Delil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini