Kinerja Kredit UMKM Semester I/2024 Kian Jeblok, NPL Membengkak

Bisnis.com,22 Jul 2024, 19:35 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Ilustrasi UMKM/surakarta.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja penyaluran kredit perbankan kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kian jeblok pada paruh pertama 2024. Di tengah tren perlambatan, kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) UMKM pun membengkak.

Berdasarkan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), perbankan telah menyalurkan kredit kepada segmen UMKM dengan nilai Rp1.375,2 triliun pada Juni 2024, hanya tumbuh 6,7% secara tahunan (year on year/yoy).

"Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM terutama ditopang kredit skala mikro 9,9% yoy," tulis laporan BI pada Senin (22/7/2024). Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM pada Juni 2024 dipengaruhi oleh kredit investasi 17,6% yoy dan kredit modal kerja 3,2% yoy.

Meski tumbuh, kinerja kredit UMKM pada Juni 2024 melambat dibandingkan bulan sebelumnya atau Mei 2024 yang tumbuh 7,3% yoy. Adapun, pada akhir tahun lalu atau Desember 2024, kredit UMKM telah tumbuh 7,9% yoy.

Porsi penyaluran kredit UMKM pun kian susut. Per Juni 2024, tercatat porsi kredit UMKM mencapai 18,57%, susut dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai porsi 18,71%. 

Porsi kredit UMKM juga susut sepanjang tahun berjalan atau dibandingkan Desember 2023 di level 19,36%. Dengan begitu, porsi kredit UMKM kian jauh dari harapan Pemerintah yakni 30%.

Sebelumnya, Senior Faculty LPPI Amin Nurdin mengatakan jebloknya kinerja kredit UMKM dipengaruhi oleh belum 100% pulihnya bisnis UMKM pasca Covid-19. "Bank pun jadi lebih berhati-hati karena kondisi tersebut," katanya kepada Bisnis pada pekan lalu (18/7/2024).

Selain itu, jebloknya kinerja kredit UMKM pun dipengaruhi oleh NPL UMKM yang kian membengkak. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Mei 2024, rasio NPL UMKM mencapai level 4,27%, naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya atau April 2024 di level 4,26%. 

NPL UMKM juga membengkak cukup tinggi sepanjang tahun berjalan atau dibandingkan Desember 2023 yang masih di level 3,71%.

Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan NPL UMKM memang membengkak sepanjang tahun berjalan. Meski begitu, menurutnya perbankan sudah menyiapkan pencadangan yang cukup guna mengantisipasi dampak pembengkakan NPL segmen UMKM. 

"Kabar baiknya bank-bank yang saat ini banyak menyalurkan kredit ke UMKM kondisinya mereka punya CKPN [cadangan kerugian penurunan nilai] kuat untuk cover risiko kredit UMKM," tutur Juda.

Sejumlah perbankan pun memang telah mencatatkan peningkatan NPL UMKM mereka pada tahun ini. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mencatatkan penyaluran segmen kredit mikro sebesar Rp59,2 triliun per Maret 2024, naik 10,5% yoy. Segmen usaha kecil mencapai Rp12,1 triliun, naik 5,4% yoy. Lalu, segmen usaha menengah sebesar Rp8,3 triliun, naik 27,7% yoy.

NPL secara bank only di ketiga segmen ini mencatatkan kenaikan. Segmen mikro memiliki NPL per Maret 2024 sebesar 2,69% dari 2,24%. Kemudian, segmen usaha kecil sebesar 5,44% dari 4,45%, dan usaha menengah menjadi 2,21% dari 2,06%.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan perseroan telah memiliki strategi untuk menjaga NPL UMKM, di antaranya melalui penyaluran kredit secara selective growth, mendorong peningkatan recovery rate, serta melakukan monitoring pinjaman secara ketat, baik online maupun offline.

Ia mengatakan ke depan, BRI berharap adanya kebijakan penguatan yang dapat memperkuat daya beli masyarakat dan meningkatkan konsumsi rumah tangga.

“Karena dua faktor tersebut menjadi driver utama pertumbuhan kredit UMKM yang menjadi kontributor utama dan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia di tengah kondisi makro ekonomi yang menantang,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu (14/7/2024).

Selain itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) tercatat menyalurkan kredit ke segmen UKM mencapai Rp40,6 triliun per Maret 2024, turun 4,7% secara tahunan dari sebelumnya Rp42,5 triliun. 

Adapun, secara bank only segmen medium perseroan memiliki NPL 5,9% stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, segmen usaha kecil mengalami kenaikan NPL menjadi 4% dari 2,5%.

Sementara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan kredit UKM dan mikro sebesar Rp247,9 triliun per Maret 2024, naik dari Maret 2023 yang hanya Rp223,2 triliun. 

Lebih lanjut, secara bank only segmen SME di BMRI memiliki NPL 1,02% per Maret 2024 dari tahun sebelumnya 0,93%. Kemudian, pada periode yang sama NPL segmen mikro mencapai 1,65% dari 1,15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini